Mohon tunggu...
masikun
masikun Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Halal Haram PUBG

29 Maret 2019   00:39 Diperbarui: 29 Maret 2019   00:52 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah melihat trending hari ini?. PUBG haram !!!. game satu ini memang sedang nge-hits dibeberapa kalangan negara berkembang ini, bahkan banyak negara mungkin. Lingkunganku termasuk 'korban' dari trend game ayam ini. Sore-siang-malam, selalu saja ada mereka - mereka yang tertunduk depan layar gawainya. Semakin lama semakin khusu saja, pikirku. 

Bicara game tentu bukan hanya PUBG saja. Ratusan bahkan ribuan game bertebaran, dengan segala macam genre. Dahulu, mungkin sering terdengar siswa yang berangkat dari rumah tapi tak sampai sekolah. Alih - alih orang tua dengan penuh harap anaknya menimba ilmu untuk bekal masa depan, dibela - belakan kerja banting tulang eh malah nyungsep  di tempat PS atau warnet. 

Ada juga yang main game nya beneran. Mainya dijalanan, alias tawuran. Begitulah kiranya, para generasi penerus bangsa yang diamanahi cita - cita mencerdaskan Bangsa. Bangsa yang mana? yang seperti apa?, republic of game kali ya, bukan Republik of Indonesia. Ah dunia ini memang sekadar permainan, tho?.

(wacana) fatwa haram PUBG, benar - benar santer dijagat per-PUBG-an. Banyak yang mencemooh, banyak yang mendukung tapi banyak juga yang emang gue pikirin. Tapi tidak mengapa, itulah ramainya hidup dinegara demokrasi, bukan?. Bebas menentukan pilihan, (jadi 17 April pilih 01 atau 02). 

Bagi mereka yang mencemooh rasa - rasanya mungkin menganggap bahwa bukan sepenuhnya PUBG yang salah, melainkan user-nya. Masuk akal sih, toh mau game model sudoku atau pes misalnya kalo jiwa - jiwanya pembunuh, apa mau dikate?. Lagian ada yang merasa diuntungkan dari PUBG ini, baik bagi penyedia game, atau penyedia kartu paketan, paling tidak menolong yang bagi mereka yang perlu hiburan, ketimbang (maaf) miras, atau malah bunuh diri. Lain kontra lain juga si pro. 

Para mereka yang berada di jajaran yang pro dengan fatwa ini tentu bahagia dunia (akhirat mungkin). Bagaimana tidak, ia sekarang punya senjata untuk melarang PUBG. Apalagi jikalau sampai pada pertarungan bisnis, tentu ini bagus. Mereka menjatuhkan lawan tanpa perlu kerja keras. Pertanyaanya, yang pro ini pasti kebanyakan adalah bukan pemain PUBG, ye kan?. Mangkanya semangat banget teriak haramnya. Bagaimana buat golongan emang gue pikirin?. Golongan ini nampaknya tak perlu dikomentarin dah, gak ngaruh juga :v.

at least, bagiku mau haram atau kagak, aku juga tak main (belum mungkin). Bagiku segalanya selalu punya porsi-nya masing - masing. Jika dibalik haramnya PUBG adalah kekerasan, karena dianggap melatar belakangi kejadian di NZ kemarin - marin, ku pikir PUBG bukan pokok masalahnya. Lagi - lagi kembali ke pribadi masing - masing. Orang - orang terdekat yang selalu bisa ngingetin untuk tidak lupa waktu, apalagi lupa doi.

Sebelum memutuskan untuk ikut atau tidak jika fatwa itu keluar, lebih baik koreksi diri saja dulu. Apakah memang segalanya yang kita lakukan sudah melebihi batas, hingga kadang melalaikan yang harusnya jadi kewajiban (Muslim, ya sholat misalnya). Bagaimana kisahnya lu tolak fatwa haram, tapi sholat saja lu kesampingkan?, alasanya bukan gamenya yang salah tapi orangnya, ya orangnya memang yang salah, salah karena melalaikan kewajiban. Belum lagi saat main PUBG, berapa kata kotor (anjing, bangsat, bego, asu dkk)  nampaknya kata - kata demikian tanpa perlu fatwa harampun hrusnya sudah dihindari, kan?. 

come on, bosen dah meributkan hal - hal yang bukan substantif. PUBG harampun, kalo nanti ada game baru (lagi) terus viral. Orang ya akan tetap sama siklusnya -nunduk-, sudahlah koreksi diri saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun