Mohon tunggu...
Mas Garex
Mas Garex Mohon Tunggu... Editor - KBC - 55 | Kompasianer Brebes
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Mbawon" di Tengah Pandemi

11 April 2020   12:59 Diperbarui: 11 April 2020   13:19 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk orang kota pasti banyak yang gak tau apa itu mbawon. Istilah mbawon merupakan istilah yang sering digunakan untuk para buruh tani yang mencari rejeki dengan membantu memetik hasil panen padi sawah milik pemilik tanah dengan imbalan memperoleh bagian dari sebagian padi-padi yang di petik tersebut dengan perbandingan hasil bagi tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama antara pemilik tanah dan rombongan pemetik padi.

Tradisi mbawon sudah sangat menjamur di daerah Jawa Tengah dan dareah-daerah sekitar khususnya di daerah Kabupaten Brebes yang dimana sebagian besar penduduknya berprofesi petani. Kegiatan mbawon ini seperti simbiosis mutualisme, dimana akan menguntungkan kedua belah pihak, sangat menguntungkan dan sangat membantu sebagian kaum petani dan buruh taninya sendiri.

Mbawon dilakukan pada musim-musim panen, seperti panen jagung, panen padi atau panen hasil bumi lainya. Tapi istilah mbawon lebih dikenal saat panen padi. Seperti sekarang ini disebagian wilayah Kabupaten Brebes sedang mulai musim panen, dimana masyarakat desa lebih banyak sibuk disawah untuk menuai padi-padi mereka.

Mbawon ini juga penuh perjuangan, orang yang ikut mbawon harus punya daya fisik yang kuat agar hasil yang diperoleh dalam sehari bisa banyak, sehingga mereka tidak merugi waktu dan hasil. Mbawon dilakukan dari satu lahan petani ke lahan petani yang lain yang bersedia padi-padi mereka di bawonin (red.dipanen dengan siatem mbawon).

Pembagian hasil bawon berdasarkan kesepakatan bersama antara pembawon dan pemilik lahan padi. misalnya 9 : 1  yang artinya  ketika dapet 9 karung padi, maka 8 karung untuk pemilik lahan dan yang 1 karung untuk pembawon atau 8 : 1 atau 7 : 1 dan lain sebagainya, sesuai kesepakatan dan wilayah pertanian masing-masing. Karena disetiap wilayah dimungkinkan berbeda pembagian hasilnya.

Dok.aby jihan
Dok.aby jihan
Di saat pandemi covid-19 sekarang ini, kegiatan mbawon tetap dilakukan oleh masyarakat kabupaten brebes, mereka yang melakukan mbawon tidak mengenal Social Distancing maupun Phsycal Distancing yang gencar dikampanyekan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran covid-19. Istilah tersebut seolah-olah tidak berguna bagi petani/buruh tani, yang mereka tahu hanyalah segera memanen hasil padi mereka dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Sangat dilema memang, karena untuk memanen padi biasanya memerlukan banyak orang/tenaga walaupun sudah ada Kombet (alat modern untuk memanen padi) tetapi petani pemilik lahan harus membayar sewa yang mahal, kebanyakan pemilik lahan padi lebih memilih memperkerjakan orang/buruh tani dengan sistem bawon karena sistem ini dinilai lebih efektif dan efisien serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat.

Mereka (buruh tani) yang dipekerjakan pun dengan senang hati menerima pekerjaan yang diberikan oleh pemilik tanah, tidak khawatir akan pandemi covid-19. Anggapan dari mereka pekerjaan ini sebagian dari ibadah dan untuk mencukupi kebutuhan ekonominya serta mindset dari mereka yaitu bekerja disawah dibawah terik matahari itu menyehatkan dan dapat menjaga sistem imun tubuh.

KSB-55 | Kompasianer Brebes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun