Mohon tunggu...
WongNdeso
WongNdeso Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Orang Ndeso yang ingin terus belajar, berbagi dan bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

WFH Oke, Asal...

16 Januari 2023   12:51 Diperbarui: 16 Januari 2023   13:26 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Work From Home atau Bekerja di Rumah kembali menjadi pembicaraan . Fenomena WFH, yang ramai pada saat Pandemi Covid 19 dan gencarnya disrupsi tehnologi kemabali menjadi pembicraan karena munculnya varian Covid baru pada akhir tahun 2021. Hal ini juga ditambah dengan hangatnya pembicaraan akan wacana Pensiun Massal ASN, yang pekerjaannya akan diganti dengan tehnologi.

Bagi generasi Milenial dan Generasi Zilenial Work From Home, menurut mereka menjadi pilihan yang tepat. Apalagi dengan karakteristik Generasi Minlenial dan Zilenial yang sangat candu akan tehnologi. 

Work From Home menjadi pilihan prioritas . Tetapi sayangnya tidak semua orang nyaman dengan Work From Home. Karena, apapun positifnya pasti ada sisi negatif yang harus diminimalisir.

Pengertian dari Work From Home adalah bekerja jarak jauh, atau lebih tepatnya bekerja dari rumah. Pekerja tidak perlu datang ke kantor dan bertatap muka dengan rekannya pekerja lain. Sebenarnya work from home sudah tidak asing lagi bagi para pekerja freelancer. 

Menurut Croosby dan T.Moore dalam bukunya  ' Work Life Balance and Working From Home ' (2004) menyatakan bekerja dari rumah berarti pekerjaan yang berbayar yang dilakukan terutama dari rumah dengan durasi waktu 20 jam per minggu. 

Bagi pekerja lepas atau freelancer Work From Home sering disebut dengan remote working. Disebut demikian karena pekerjaan dilakukan berdasarkan pesanan dan dikerjakan tidak di lokasi kerja (jauh dari lokasi kerja).

Penerapannyapun tergantung dari kesepakatan. Ada yang menerapkan working hours normal, jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Ada juga yang menerapkan jam kerja bebas asal pekerjaan beres dan selalu fast respon. 

Bagi generasi muda, terutama generasi milineal dan generasi zilenial Work From Home lebih disukai karena menurut mereka lebih efisien waktu. Tidak perlu menghabiskan waktu untuk berangkat kekantor. 

Waktu perjalanan ke kantor dikonversi untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan begitu produktivitas akan lebih baik serta lebih fleksibel. Hal hal ini juga berdampak pada organisasi kerja, dimana perusahaan tidak perlu menyediakan tempat, menghemat sumber daya dan biaya lainnya. Biaya perusahaan lebih efisien dan efektif.

Bagi saya, yang termasuk generasi kolonial ( sudah menjelang 50... he..he..he atau generasi diatas milinela) Work From Home menjadi tantangan tersendiri. Karena bukan generasi yang anak kandung digital ( untuk menghaluskan generasi yang agak gagap tehnologi), 

Work From Home membuat kebosanan yang luar biasa. Saya yang terbiasa bekerja dengan rutinitas dan ajeg, kurang bisa menyesuaikan dengan siklus kerja yang melompat lompat (sering orang bilang fleksibel). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun