Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelisik Kurikulum 2022 dan Konsep Pendidikan Ibnu Sina; Sebuah Telaah Awal

18 September 2022   08:48 Diperbarui: 18 September 2022   08:49 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini bukan persoalan ganti menteri, ganti kurikulum. Tetapi ada sesuatu yang esensial ketika kita memasuki abad 21 dan tanpa diprediksi sebelumnya kita ditimpa musibah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan---berkonsekuensi logis juga pada bidang pendidikan---membutuhkan terobosan baru dan paradigma pendidikan yang mampu berselancar dengan teknologi.

Abad 21 dengan teknologinya serta pandemi Covid-19 harus disikapi bersama---terutama dalam dunia pendidikan---sehingga dalam konteks pembelajaran seperti sekarang ini, mata pelajaran Informatika misalnya sangat dibutuhkan. Meski di Kurikulum 2013 mata pelajaran Informatika masih bersifat pilihan.

Konsekuensinya, gagasan untuk merealisasikan kurikulum baru tidak bisa terhindarkan. Seperti kita ketahui kurikulum adalah bentuk miniatur dari kondisi masyarakat sesungguhnya. Sehingga apa yang dipelajari di sekolah dan kampus akan berselancar---dalam bahasa Wardiman Djojonegoro bisa link and mach---dengan realitas sesugguhnya di tengah-tengah masyarakat. Salah satu yang muncul dalam ide besar Kurikulum 2022 atau kurikulum prototipe adalah menjadikan mata pelajaran Informatika sebagai mata pelajaran wajib dengan alasan di dalam Kompetensi Kurikulum baru ini akan lebih banyak mengedepankan Kompetensi yang mengacu pada teknologi sebagai persiapan peserta didik dalam menyongsong industri 4.0 abad 21.

Kurikulum 2022; Gagasan Awal

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menawarkan kurikulum baru pada tahun 2022 yang lazim juga disebut sebagai Kurikulum Paradigma Baru.

Kurikulum pengganti Kurikulum 2013 (K-13) yang tengah diujicobakan di 2.500 sekolah penggerak ini diklaim lebih fokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi sehingga guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Dikutip dari laman Kemendikbud, Kurikulum Paradigma Baru memiliki struktur kurikulum di antaranya Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang akan mendasari Standar Isi Pendidikan, Standar Proses Pendidikan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Ini akan menjadi acuan dalam menetapkan Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP), Prinsip Pembelajaran, dan Assesmen.

Kurikulum 2013; Celah untuk diganti

Kurikulum 2013 yang diimplementasikan sebagai pengganti kurikulum 2006 atau KTSP sejatinya tidak disiapkan untuk mengantisipasi datangnya gelombang pandemi Covid-19 yang secara tiba-tiba dan berkepanjangan menerpa bangsa kita---juga dunia---sehingga dari sisi konten atau standar isi, proses, kompetensi dan evaluasi tidak mampu untuk beradaptasi dengan realitas perkembangan yang terjadi.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang terintegrasi. Maksudnya merupakan suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concept, and topics baik dalam within singel disciplines, across several disciplines and within and across learning. 

Dengan kata lain kurikulum 2013 merupakan kurikulum terpadu sebagai sebuah pendekatan sistem dan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

Esensi dari kurkulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif dengan pendekatan saintific approach. Peserta didik diharapkan mampu melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun