Sedang ramai-ramainya berita tentang audisi bulutangkis yang di selenggarakan oleh PB Djarum melalui Djarum Foundationnya, saya teringat dengan tulisan ini yang belum sempat dipublikasikan. Namun, tulisan ini tidak akan membahas tentang audisi bulutangkis yang katanya ada unsur eksploitasi terhadap anak tersebut. Kali ini hanya akan mengupas sekilas tentang Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus.
Seperti yang sudah kita ketahui, Kudus merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini selain dikenal sebagai Kota Kretek juga dikenal sebagai Kota Wali karena di Kudus ada dua wali dari Walisongo yaitu, Sunan Kudus dan Sunan Muria. Ada beberapa hal yang menarik dari Kota Kudus, bukan sekadar dari simbol atau tempat-tempat ikonik yang sudah terkenal sebelumnya, seperti Masjid Menara Kudus, tetapi salah satu yang menarik lagi adalah adanya Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus. Tempat ini belum lama berdiri, kurang lebih baru dua tahun berjalan, namun konsep dan persiapannya sudah lama.
Pusat Belajar Guru Kudus mempunyai tujuan utama sebagai tempat untuk meningkatkan dunia pendidikan di Kudus. Pendidikan yang dimaksud bukan sebatas pendidikan yang terkait dengan pendidikan anak-anak, tetapi semua bidang yang terkait dengan pendidikan, pelatihan, maupun pengajaran semua unsur masyarakat di Kudus.Â
Namun, kenyataannya tempat ini bisa dipakai juga oleh pihak dari luar Kota Kudus yang penting masih terkait dengan dunia pendidikan. Salah satu pihak yang telah memanfaatkan Pusat Belajar Guru Kudus ini adalah FOGIPSI (Forum Guru IPS Seluruh Indonesia). Forum guru IPS ini telah melakukan Training of Trainer  (TOT) tingkat Nasional.Â
Tempat ini dilengkapi dengan ruang belajar yang nyaman. Fasilitas untuk kegiatan pembelajaran juga nyaman dengan dilengkapi layar lebar, audio-visual, dan lainnya. Fasilitas pendukung lainya adalah ada ruang baca yang nantinya akan dilengkapi dengan buku-buku referensi, bahkan ke depan tempat ini akan dilengkapi dengan mess atau tempat menginap bagi peserta atau insturktur dari luar kota.
Bagi guru atau orang yang bergelut dalam dunia pendidikan, tempat semacam ini sangat didambakan. Dengan berbagai fasiitas yang memadai akan memudahkan guru dalam mengembangkan potensinya, meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik yang nantinya dapat diterapkan di lingkungan di kelas, sekolah, bahkan lingkungan sekitar rumah.Â
Pemanfaatan dana sosial (CSR) yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan setempat akan lebih mengena dan tepat sasaran sehingga benar-benar terasa bagi masyarakat sekitar.Â
Diharapkan ini akan menjadi inspirasi bagi pemerintah kota atau kabupaten lainnya dan perusahaan-perusahaan untuk membuat tempat-tempat sejenis sehingga dunia pendidikan semakin maju dan akan menjadi daya dorong kemajuan kota atau kabupaten itu sendiri.
Mampukah daerah lain menyediakan fasilitas sejenis yang akan menampung atau mewadahi upaya-upaya perbaikan khususnya di dunia pendidikan?