"Biarkan saja mereka bergulat dengan ego dan nafsu kekuasaan,
Biarkan saja mereka beradu argumen kusir tanpa ujung,
Biarkan saja mereka, nanti juga lelah sendiri.
Biar aku saja yang memimpin bangsa ini."
Sepenggal narasi komtemporer karya Mas Awan, bertajuk LEADER FOR INDONESIA yang diperdengarkan di 56 stasiun radio di Indonesia secara serentak. Diikuti lebih dari 200 penggiat literasi dari seluruh penjuru nusantara. Sebut saja, Habibburahman El, Anton Keling, dan Dewi Bujana hadir memeriahkan acara 5 tahunan tersebut.Â
Bagi kalangan aristokratis, narasi tersebut sangat dominan menyentil kuping mereka, atau dalam bahasa politiknya sounds of nomaden. Hampir mengubah paradigma lokal dan mempersatukan institusi bangsa.
3 pekan setelah pengumuman capres-cawapres 2019, dunia sosial bangsa ini terombang ambing tak mengenal arah. Integritas bangsa digadaikan demi kekuasaan. Hal inilah yang menjadi pencetus program ini. Diharapkan dari setiap royalti yang didapat aakan disumbangkan kepada 7 titik pusat Education for Literation.Â
Selain itu, program ini bertujuan membangun sikap demokratis diantara sesama penggiat, sehingga muncul ide dan gagasan dalam tulisan mereka akan indahnya persatuan yang tentunya akan dituaangkan dalam buku ataupun artikel.
Terbesit dalam pikiran, apakah mungkin aku harus maju memimpin bangsa ini? Di tengah-tengah degradasi bangsa yang kian rapuh? Mugkin saja 2024, kita nantikan saja.