Begitu banyak artikel di Kompasiana ini yang terkesan ingin menggiring opini publik supaya Kang Emil tak usah maju di Pilgub DKI 1, Walikota Berprestasi itu didorong-dorong untuk fokus di Bandung saja, bahkan setengah memaksa untuk bertarung di Jabar 1 saja, bahkan tudingan kutu loncat dan tidak amanah pun disematkan ke beliau, padahal jika menilik masa jabatan beliau di Bandung yang akan habis di tahun 2018 dibandingkan Pilkada DKI baru akan digelar pada Tahun 2017 mendatang, berarti sudah lebih banyak waktu yang akan beliau berikan untuk melaksanakan mandat, daripada khianat amanat (Bandingkan dengan kutu loncat sebelumnya, tak usah saya sebutkan namanya ya, entar ada lagi yang kebakaran kumisnya).
Mendadak begitu banyak pihak yang jadi penasehat kesiangan untuk beliau, bahkan sampai terkesan menakut-nakuti beliau dengan mengatakan bahwa karir beliau akan kiamat jika kalah bertarung di Pilgub DKI 1, dengan berbagai analisis yang bernada pesimistis saban hari mereka kampanyekan untuk satu tujuan “Menjegal Kang Emil untuk ikut bertarung di DKI 1” Sebegitu takut kah mereka dengan Walikota yang Bersahaja itu? Atau itu semua merupakan gambaran bahwa mereka mengakui Pesona Kang Emil yang Cerdas, Jujur, Visioner, Relegius dan sudah terbukti dicintai oleh Masyarakat Bandung itu? Tipe Pemimpin yang lengkap beginilah yang ditunggu-tunggu masyarakat Jakarta, bukan yang hanya jago koar-koar menghina dan merendahkan orang lain setiap hari, apalagi jika beliau berpasangan denga ibu Risma, maka sudah dapat dipastikan HANYA TUHAN SAJALAH yang bisa membendung mereka berdua.
Pintu menuju DKI 1 sudah terbuka lebar untuk beliau, karpet merah sudah dibentangkan untuk memuluskan langkah beliau setingkat lebih tinggi, dari Walikota menuju Gubernur dan In Sha Allah dari Gubernur menjadi RI 1. Indikator-indikator yang menguatkan hipotesa tersebut terlampau banyak untuk disebutkan, misalnya beliau tak perlu susah-susah mengumpulkan KTP yang belum tentu lulus verifikasi untuk dapat meloloskan diri dari jalur independen, karena 2 partai politik yang berencana meminang beliau sudah lebih dari cukup memenuhi syarat untuk mengusung 1 pasang calon bertarung di Pilkada paling prestisius di Indonesia itu.
Jika ditilik dari kultur, sosial dan budaya masyarakat Jakarta, tentu Kang Emil lebih berpeluang untuk dipilih oleh warga jakarta secara psikologis daripada pesaingnya (tak usah saya sebutkan namanya, nanti ada lagi yang kebakaran kumis, kemudian laporkan ane punya tulisan ke admin yang terhormat). Jangan dihapus lagi ya min, kan ane kagak nyebutin nama lagi. Pisss
#BISMILLAH RIDWAN KAMIL FOR DKI 1
