Mohon tunggu...
M. Suaizisiwa Sarumaha
M. Suaizisiwa Sarumaha Mohon Tunggu... Dosen - Berakit-rakit dahulu. Aeru tebai aetu.

Truth Hunter Founder dan Coordinator Luahawara Young Community (LYC) Founder Komunitas Bale Ndraono (KBN)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Etes" Ada di Nias Selatan, Produk Hand Sanitizer Anti Virus

10 April 2020   18:49 Diperbarui: 10 April 2020   18:48 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah pandemi virus corona yang dikenal istilah corona virus deases tahun 2019 (covid-19) membuat manusia bahkan dunia mengalami ketakutan karena menimbulkan tingkat kematian yang cukup signifikan dan sibuk untuk membasminya. Berbagai cara dilakukan untuk menangani dan pencegahan serta pembasmiannya.

Penangan pandemic inipun dilakukan dengan berbagai peraturan dan keputusan dari pemerintah pusat hingga ke daerah. Peraturan tersebut dengan pemberlakuan belajar jarak jauh, belajar dan bekerja di rumah saja, menghindari pertemuan dalam skala besar dan tentu beribadah di rumah. Proses ini adalah bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus. Dan bahkan sebagian Negara melakukan lock down yang akhirnya menimbulkan kerusuhan karena keterbatasan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya.

Presiden Indonesia bapak Ir. Joko Widodo bersama dengan jajarannya bahu-membahu menangani pandemic ini. Namun, tak sedikit masyarakat Indonesia dengan segala spekulasi menilai pemerintah belum bisa dan belum mampu berbuat dalam penanganan wabah tesebut. Ketika masker dan obat-obatan yang diprediksi mampu menyelesaikan wabah ini, membuat harganya pun melambung bahkan habis tidak tersedia di apotik-apotik.

Terjadi kelangkaan karena ketakutan dan kekuatiran yang mengharuskan seseorang membeli dalam jumlah besar bahkan menjualnya dalam harga yang cukup tinggi. Kelangkaan ini membuat masyarakat panik dan pesimis karena ditunggangi oleh lawan-lawan politik seakan Indonesia hancur dengan menaikkan beberapa 'tagar'. Kita bersyukur memiliki pemerintahan yang kuat dan sabar seorang pribadi bapak Joko Widodo dalam menghadapi semua sinyalemen negative yang membuat masyarakat apatis dan tak berdaya.

Pada situasi yang tidak menentu tersebut, masyarakat ilmuwan salah satu perguruan tinggi dan perguruan tinggi pertama yang ada di Nias Selatan di waktu libur dan disaat kondisi belajar jarak jauh (social distancing) melakukan berbagai cara untuk berbuat sesuatu terutama dalam mengatasi kelangkaan hand sanitizer.

Kaprodi Pendidikan Biologi seorang ahli kimia bapak Drs. Ama'ano Fau, M.Si yang juga salah seorang mantan anggota DPRD Sumatera Utara yang telah mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan mencoba melakukan inovasi dalam meminimalisir penyebaran virus tersebut. STKIP Nias Selatan memanfaatkan sarana dan prasarana laboratorium yang sangat sederhana dengan memproduksi hand sanitizer yang telah melalui uji klinis dan laboratorium. Hand sanitizer ini mampu membasmi virus dengan harapan penyebarannya pun dapat dihentikan.

Produk anti virus ini sebagai bentuk rasa rindu dan dukungan kepada pemerintah, sekaligus sebagai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo bersama jajarannya yang dengan penuh kebijaksanaan dan dalam mengendalikan situasi Negara yang kondusif. Peristiwa demi peristiwa dilalui dengan penuh doa dan kesabaran, maka STKIP Nias Selatan yang ada di wilayah Indonesia bagian barat dan berada di garda depan bangsa tidak menyurutkan semangat untuk terus berkarya. Keterbatasan bukan halangan dan kekurangan bahan bukan kelemahan, namun dijadikan pemicu semangat untuk berkarya.

Anti virus ini dibangun dari beberapa unsur senyawa antara lain ethanol, disinfektan dan stabilizer yang disingkat dengan nama 'Etes' kebetulan nama dari cucu Presiden Indonesia  bapak Ir. Joko Widodo. Mohon ijin pak, nama ini kami sematkan pada produk anak-anak bangsa Indonesia yang bersekolah di ujung barat Indonesia, yaitu di kepulauan Nias di Kabupaten Nias Selatan.

Produk ini sebagai disinfektan dan antiseptik yang dapat membunuh virus dan sekaligus tanpa efek samping yang dapat digunakan setiap saat. Produk ini dapat digunakan juga sebagai pembersih wadah atau benda yang digunakan setiap saat apalagi setelah berpergian yang penggunaannya di semprotkan atau dioleskan pada barang-barang yang digunakan. Dengan harapan 'Etes' bisa menjadi obat rindu bagi kami yang ada di kepulauan ini dan produk ini didedikasikan untuk masyarakat yang ada di pulau Nias bahkan Indonesia.

Dokpri
Dokpri

Dengan memohon rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, kita berharap wabah ini segera berlalu demi terwujudnya kehidupan yang harmony. Hiruk pikuk kehidupan masyarakat yang selama ini membuat kita saling bersinggungan, ketegangan karena politik, masalah sosial dan ekonomi, agama yang tujuannya untuk keberlangsungan hidup dan ketertiban hidup manusia bersama manusia lain dengan Tuhannya, serta masalah lingkungan dan atmosfer ekosistem yang sudah diambang batas kepunahan dapat dipulihkan kembali. Karena wabah virus corona yang mengguncang dunia menjadi alat bagi kita semua sebagai bentuk intropeksi, sekaligus hikmah dari semua peristiwa ini membuat dunia disegarkan seolah mendapat kehidupan bumi yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun