Oleh: Ma'ruf Amari, Lc., M.Si.
Setiap kali kita melaksanakan shalat Idul Fitri dan shalat Idul Adha, selalu melaksanakan dua raka'at, dengan tujuh kali takbir pada raka'at pertama dan lima kali takbir pada raka'at kedua. Inilah yang disebut sebagai takbir zawaid atau takbir tambahan. Bagaimana kedudukan takbir zawaid? Bolehkah ditinggalkan, tidak dilaksanakan?
Tentang Takbir Zawaid dalam Shalat Idul Fitri
Takbir zawaid  (tambahan) dalam shalat Id hukumnya sunnah, dengan meninggalkan takbir tambahan baik sengaja atau tidak, shalatnya tidak batal (Fiqhus Sunnah juz 1 hal 320).
Ibnu Quddamah menambahkan: "Dan saya tidak mengetahui terdapat perbedaan dalam hal ini. Apabila lupa takbir dan telah memulai membaca (Al-Fatihah) maka tidak kembali (untuk takbir). Ini adalah pendapat Aqil dan slah satu dari dua pendapat Asy-Syafi'i". (Al-Mughni juz 2 hal 284)
Pada raka'at pertama takbir tujuh kali di luar takbiratul ihram dan pada raka'at kedua takbir lima kali di luar takbir berdiri, berdasarkan riwayat Nafi' Maula Ibni Umar yang mengatakatan,
"Saya menyaksikan shalat Idul Adha dan Idul Fitri bersama Abu Hurairah. Pada raka'at pertama Abu Hurairah takbir tujuh kali sebelum membaca (Al-Fatihah dan surat) dan pada raka'at kedua takbir lima kali sebelum membaca". (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra no 6179. Syu'aib Al-Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad no 8679 mengatakan sanadnya shahih).
Takbir tambahan tujuh pada raka'at pertama dan lima pada raka'at kedua itu, Â selain dua takbir dalam shalat. (HR. Ath-Thahawi dalam Syarhu Ma'anil Atsar no 7262)
Dalam riwayat Ad-Daruquthni, takbir dalam dua shalat Id duabelas takbir, "Selain takbir istiftah". Pada hadits no 1720 terdapat Ibnu Luhai'ah, Syu'aib Al-Arnauth mengatakan: sayyiul hifdz (Tahqiq Musnad Ahmad no 21896), dan pada hadits no 1728 terdapat Abdullah Ath-Thaifi diperselisihkan (Lihat Al-Hasyidi dalam taqridz "Nuzhatul Albab" juz 2 hal 10 39).
Dalam diriwayatkan juga dengan lafal "selain takbir shalat". (HR. Al-Baihaqi). Berdasar perkataan Umar ra, "Shalat Idul Adha dua raka'at, shalat Idul Fitri dua raka'at, shalatnya musafir dua raka'at dan shalat Jum'at dua raka'at tamam bukan qashar sesuai dengan sabda Nabi saw". (HR. An-Nasa'i no 1566 dan Ibnu Khuzaimah no 1425 dalam Al-Kubra no 6171 dan Ad-Daruquthni no 1730).
Az-Zaila'i menukil ucapan Ibnul Qaththan yag mengatakan sebagian ulama mendha'ifkan di antaranya Ibnu Ma'in. (Az-Zaila'i, Nashbur Rayah juz 2 hal 217)