Mohon tunggu...
Martua Intan
Martua Intan Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati Lingkungan Hidup

Dilahirkan di Pontianak. Pernah tinggal di Australia hampir 9 (sembilan) tahun. tertarik dengan lingkungan hidup, khususnya tentang pelestarian sumber air dan peduli dengan dampak penambangan di tanah borneo.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polarisasi Politik yang Akut Harus di Akhiri, Persatuan adalah Segalanya

23 Mei 2019   11:10 Diperbarui: 23 Mei 2019   11:30 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari cara mereka donasi, dan setuju dengan kebijakan contohnya pengurangan tarif pajak (isu ini diperjuangkan A dan partai Y) dan tidak setuju dengan kebijakan pelonggaran masuknya imigran (hal yang didorong oleh B dan partai X) kita bisa tahu bahwa dia lebih condong dan memiliki preferensi dukungan ke calon perdana menteri dan partai yang mana.

Ini sebenarnya yang kita tidak miliki. Fanatisme kita terhadap seorang Calon Presiden dan pilihan kita terhadap Partai Politik jangan dipertontonkan dan diperdebatkan kepada orang lain. Lama kelamaan inilah yang ditakutkan menjadi polarisasi dalam masyarakat.

Kita bukan negara kerajaan tapi negara demokrasi. Seseorang menjadi pemimpin di batasi 2 kali masa jabatan. Walau partai politik punya ideologi yang bersifat permanen, namun isu apa yang ingin partai itu perjuangkan pasti berubah seiring waktu. 

Visi dan misinya pasti berbeda beda diantara partai itu. Itulah yang harusnya kita sebagai pemilih sebagai dasar mengapa kita memilih A dan bukan B.

Semoga tahun 2024 demokrasi kita naik kelas. Sehingga kita bisa cepat move on, saat pilihan kita kalah. Kita tidak cepat terprovokasi saat pilihan kita tidak terpilih.

Buatlah hidup lebih mudah, karena perjalanan mengisi kehidupan kita tidaklah mudah.

Saatnya katakan 'Tidak' bicara politik saat dimeja makan, ber chatt di group, dikantor, dikeluarga.

Biarlah itu kerjaan para politisi dan pengamat, karena itu adalah pekerjaan mereka.

Salam Damai. Kembali Merajut Kebangsaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun