Mohon tunggu...
Martony Calvein Kakomole Kuada
Martony Calvein Kakomole Kuada Mohon Tunggu... Perawat - Motivissioner

Martony Calvein Kakomole Kuada Founder: Perawat Peduli Indonesia "Aku Bangga Jadi Perawat" Owner Copita Coffeeshop Owner: Copita CoffeeShop "The Legendary Coffee Taste"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Tanda Tanya

17 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 17 Februari 2018   12:03 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah tanda tanya akan timbuk dibenak kita ketika menjelang Pilkada. Siapa seaungguhnya yang berkepintingan dalam Pilkada? Sang calon pemimpin atau rakyat jelata yang dijadikan manusia pemimpi? Mimpi indah dihadirkan kepada semua calon konstituen. Seolah mimpi indah itu adalah sesuatu yang akan menjadi nyata, padahal kebanyakan hanya sebatas retorika tanoa persiapan yang jelas untuk mewujudkannya.

Isu kesehatan, kesejahteraan dan terbebas dari bencana seolah menjadi janji sempurna semua calon kepada daerah. Tak sampai disitu, isu SARA pun kadang dibawa-bawa. Dengan menggunakan argumen yang berujung kepada pengkotakan suku, agama, ras dan adat istiadat membuat masyarakat semakin bingung untuk memilih siapa.

Memilih mereka yang memiliki visi dan misi yang jelas terukur dan terstruktur? Atau mereka yang secara SARA lebih dekat kepada kita?

Masyarakat akhirnya melupakan itu semua, lalu fokus pada mengeruk harta dari pilkada. Siapa yang berani bayar lebih besar, maka dia yang akan menang besar. Siapa yang berani menebar, maka dialah yang dianggap sang pendekar. Semua manuver dimainkan untuk memenangkan pilkada.

Ada sebahagian yang maju adalah para incumben. Mereka hadir dengan berbagai janji baru. Sedangkan janji lamanya belum terbukti semua, bahkan kadang langkah untuk menuju terwujudnya janji itu pun belum terlihat bayangannya.

Pilkada semakin menimbulkan tanda tanya.

Kepentingan siapa yang menjadi prioritas utama ketika mereka terpilih?

Kepentingan dirinyakah?

Kepentingan para sponsorkah?

Kepentingan rakyatkah?

Pilkada terus menimbulkan tanda tanya. Kalau memang kepentingan rakyat, apan upaya para kepala daerah dalam melibatkan masyarakat dalam pembangunan? Mengaktifkan kembali gotong-royong dengan memeras keringat rakyat, sedangkan dananya ada dan masuk ke kantong segolongan orang yang bermain di dalamnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun