Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Risiko: Siap Gagal, Lekas Bangkit, dan Selalu Belajar

7 Juni 2023   12:47 Diperbarui: 7 Juni 2023   12:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: northwest.education

Hidup bukanlah cerita tentang sisi kelam dan gelapnya kehidupan itu sendiri. Hidup adalah cerita tentang kehidupan yang menghidupkan hidup itu sendiri. Hari demi hari sejatinya ada cerita indah tentang betapa hebatnya hidup ini, terkhusus betapa hebat dan dahsyatnya yang membuat hidup ini, Sang Pencipta.

Dalam bukunya yang berjudul Failing Forward, John C. Maxwell menegaskan, "Dalam hidup tidak ada tempat yang aman atau aktivitas yang bebas dari risiko." Segala sesuatu yang dilakukan dalam kehidupan ini memiliki dampak atau efek tertentu sebagai sebuah hukum alami sebab-akibat. Peristiwa yang satu akan terhubung dengan peristiwa yang lain, tindakan atau perkataan seseorang akan memberikan warna bagi diri dan sesama dalam dinamika kehidupan.

Hidup sesungguhnya merupakan sebuah pilihan mandiri yang memiliki risiko tertentu, baik disadari atau tidak disadari oleh setiap pribadi. Ketika seseorang memilih untuk bangun pagi-pagi, sudah pasti dia akan kehilangan waktu tidurnya lebih lama namun dia akan memiliki waktu lebih leluasa untuk menyiapkan diri di hari itu. Tatkala orang memilih mengerjakan pekerjaan lembur di kala weekend, dia akan mendapatkan lebih banyak penghasilan dari biasanya namun akan kehilangan waktu bersama keluarga. Segala sesuatu memiliki dampak dan risiko yang harus siap ditanggung oleh setiap pribadi.

Helen Keller, penulis dan pembicara terkenal, sangat tegas berbicara tentang inti kehidupan, "Jaminan adalah sesuatu yang nyaris seperti takhayul. Tidak ada jaminan di alam ini. Menjauhi bahaya tidak lebih aman dibandingkan dengan terpapar bahaya sekaligus. Hidup adalah petualangan yang penuh keberanian atau sama sekali bukan." Menjadi jelas bahwa hidup adalah sebuah perjuangan untuk memperjuangkan hidup itu sendiri dengan segala dinamika dan situasi kehidupan yang tak dapat diduga sebelumnya.

Menghidupkan kehidupan menjadi hidup adalah sebuah seni dalam hidup yang melibatkan sinergi antara hati, budi, dan tindakan. Hidup tidak bisa dilakukan dengan biasa-biasa saja, mestinya hidup ini dipandang dan dilakukan dengan luar biasa sehingga ada kelegaan-kelegaan dalam hidup yang memberikan kemantapan serta ada kejutan-kejutan yang mendorong untuk terus maju dan berkembang.

Seni mengambil risiko, seni mengambil keputusan, dan seni menata hati-budi dalam setiap tindakan adalah warna-warni dalam kehidupan yang menghantarkan manusia pada kebijaksanaan hidup sehingga bisa selalu memaknai hidup ini sebagai anugerah dan rahmat bagi diri sekaligus untuk berbagi bagi sesama. Lebih dari itu, seni memaknai hidup sejatinya menjadi bagian dalam menghidupi hidup dalam bentuk permenungan harian, refleksi diri sebagai habitus, koreksi batin, dan segala kesempatan untuk hening dan mengendapkan segala pengalaman hidup dalam pergulatan batin yang membawa makna.

Segala sesuatu dalam hidup ini mengandung risiko. Memang benar bahwa kita akan menanggung risiko jika mencoba sesuatu yang membutuhkan keberanian, karena kita bisa saja kehilangan sesuatu. Akan tetapi, kita juga mengambil risiko seandainya tidak berani mencoba sesuatu yang baru. Risiko selalu ada kapanpun dan dimanapun, bahkan dengan atau tanpa aksi apapun  dalam hidup kita. Risiko senantiasa menjadi inspirasi dan motivasi dalam kehidupan untuk selalu militan dan siap sedia dalam hidup ini. Tak ada yang lebih tepat dalam hidup ini, kecuali berdamai dengan diri sendiri dan siap membangun hal baik untuk hidup ke depan.

G.K. Chesterton, penulis dan filsuf asal Inggris, menulis dengan begitu tegas, "Saya tidak percaya akan takdir yang menimpa manusia apapun yang mereka lakukan, tetapi saya percaya pada takdir yang menimpa mereka kalau tidak berbuat apa-apa." Takdir hanya untuk mereka yang tidak melakukan apa-apa, pasrah dan menyerah begitu saja atas kehidupan ini.

Risiko dalam kehidupan adalah sebuah kewajaran dan kenormalan dari pembelajaran hidup sepanjang hayat. Setiap pribadi di muka bumi ini sudah sewajarnya untuk mengambil risiko dan gagal berulangkali. Kegagalan bukanlah aib, namun sebuah petualangan hidup yang membutuhkan keberanian untuk siap bangkit dan segera melangkah maju. Hidup bukanlah kesempatan untuk meratap dang mengutuk atas kehidupan itu sendiri, hidup ini sejatinya selebrasi tiada henti atas anugerah-anugerah hebat yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun