Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (14): Belajar, Mencoba Menjadikan Segala Sesuatu Mungkin

26 Juni 2021   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:18 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. markmanson.net

Suatu hal yang dirasa tidak mungkin, seringkali merupakan sesuatu yang belum pernah dicoba. (Jim Goodwin)

Manusia seringkali membuat keputusan begitu cepat atas segala sesuatu yang dirasa sulit untuk dilakukan, dikatakan, dirasakan, dan dipikirkan. Manusia dengan mudah membuat ukuran atas dirinya sendiri dan celakanya ukuran yang diberikan begitu rendah. 

Sesuatu yang sulit, sesuatu yang membutuhkan usaha keras, sesuatu yang di luar pengetahuannya, dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin dilakukan dan diusahakan tanpa harus mencobanya. Selesai sudah petualangan hidup ini.

Ketidakmungkinan dalam hidup adalah sebuah manipulasi pikiran dan rasa manusia untuk menyederhanakan segala dinamika hidup dengan mengabaikan perjuangan dan petualangan yang begitu kaya makna tentang nilai-nilai kehidupan. 

Segala kemungkinan dalam hidup yang bisa menemukan berbagai alternatif kehidupan tersalip di belakang oleh ketidakmungkinan itu. Manusia terasa tercipta hanya untuk menikmati saja, tanpa ada daya upaya untuk berkreasi dan berinovasi demi pengetahuan, pengalaman, dan pencerahan baru dalam hidup.

Sesungguhnya Sang Pencipta telah menata semesta dan kehidupan ini dalam sebuah misteri ilahi yang begitu agung dan luhur. Hidup bukan sekadar kehidupan biasa-biasa saja yang sudah jelas alur, tokoh, dan endingnya. 

Hidup harus dijalani, hidup mesti ditelusuri dengan segala daya jiwa manusia yang begitu dahsyat dan mengagumkan. Segala kemungkinan-kemungkinan dalam hidup ini adalah bagian dari petualangan daya jiwa manusia menyelami dan memaknai misteri ilahi Semesta dan Sang Pencipta.

Ilustrasi. www.betterhelp.com
Ilustrasi. www.betterhelp.com
Hidup yang biasa-biasa saja akan mengantar manusia pada rutinitas dan situasi monoton hingga akhirnya jatuh pada kegersangan jiwa di mana kehidupan seperti mesin pabrik yang mengulang-ulang rutinitas tanpa kreasi, tanpa impian yang menggerakkan hasrat dalam jiwa dan raga. Jiwa yang gersang, jiwa yang tandus, pada waktunya akan mengantar pada raga yang penuh keterbatasan dan kekangan yang memasung sehingga kedinamisan dalam hidup perlahan-lahan pergi, sakit, hancur. 

Ketidakmungkinan itu membekukan pikiran yang tak bisa mencair lagi, membatukan perasaan yang sulit mengalirkan empati-simpati-kasih, dan mengikat perilaku erat-erat sehingga tak mampu lagi bergerak, peduli, dan belajar tentang perjuangan hidup ini. Kegersangan jiwa itu menghembuskan rohani yang lari dari keluhuran budi dan kearifan hati. Gersang, kering, tandus, dan pada akhirnya mati tanpa memetik bunga-bunga indah tentang kehidupan ini.

Hidup yang siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi adalah sebuah kesempatan untuk menjadi luas pandangan dan hatinya pada dunia. Dunia tidak hanya terbatas pada sepetak sawah belaka, yang hanya tahu padi di dunia ini. Dunia tidak hanya terkekang pada satu buku saja seolah-olah tak ada buku inspiratif lain di muka bumi ini. Dunia tidak hanya terpasung pada satu baju saja, yang tak mengenal dan merasakan berbagai model baju yang terpampang indah di berbagai etalase swalayan yang terus mengikuti perkembangan zaman. Mencoba dan mencoba, belajar dan belajar, membuka hati dan pikiran, adalah sebuah semangat hidup untuk mengembangkan diri sekaligus membangun adaptasi pada sesama dan semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun