Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatkala Fajar (21): Piring, Terbebani tapi Tak Mencaci, Berserah Tanpa Gerah

7 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 7 Juni 2021   07:58 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai kawanku, kau pasti sudah lupa akan diriku, kalian pasti tak menggapku ada, padahal aku selalu ada bersama dengan kalian. Aku memang terkesan santai dengan hidupku, seperti tak ada masalah ataupun beban dalam hidupku ini. 

Banyak orang menyukaiku karena warna -warnaku serta kemampuanku untuk bergerak gesit kemana-mana. Tapi aku tak sesempurna itu. Tubuhku yang indah dan ringan ini, sering kali kalian banting seenaknya saja.

 Sering kali, aku juga terkena panas dan dingin bahkan menahan beban berat dari barang-barang yang kalian taruh di atasku. Dan di sinilah awal curhatanku, cerita yang penuh suka dan duka, serta kebanggaan sebagai diriku, nampan makanan.

Tak kulupakan perlakuan kalian semua padaku, mereka tak memperlakukanku dengan semestinya. Mereka sering kali melempar, membanting, merusak, mengotori tubuhku ini yang kian hari kian ringkih dan tak bertenaga. Dengan perlakuan kalian itulah, aku kini tak seindah dan secantik dulu. Memang hidup tidaklah mudah, bahkan sangatlah tak mudah. 

Sering kali aku bertanya dalam hati kecilku, "Apakah aku masih sanggup melewatinya?" atau "Aku dianggap apa oleh mereka?" Tapi semua itu hanyalah angan-angan saja, nasi sudah menjadi bubur. Tak ada gunanya aku bertanya seperti itu, karena semua kini sudah terjadi. Dan aku tak bisa kembali ke waktu yang lalu.

Memang, aku terlihat tak berharga di mata kalian, tapi aku senang dapat membantu dan bermanfaat bagi kalian semua. Di saat kalian butuh sesuatu untuk menopang barang-barang ataupun makanan, kalian pasti akan mencariku.

 Terasa sangat menyenangkan ketika kalian kebingungan ketika aku tak ada. Atau saat kalian menemukanku dalam keadaan rusak, padahal kalian sangat membutuhkanku. 

Aku sangat senang dengan perhatian kalian, setidaknya aku merasa ada yang memperhatikanku, meski hanya sesaat. Aku juga senang ketika kalian tersenyum setelah menggunakanku. Senyum kalian adalah sumber hidup dan penyemangatku ketika letih dan susah.

Ilustrasi. www.pxfuel.com
Ilustrasi. www.pxfuel.com
Meski aku tau kalian tak terlalu menganggapku, bahkan jika kalian peduli pun, hanya sebentar saja. Aku terlalu sering berharap, bahkan hampir setiap hari aku berharap akan perlakuan kalian padaku. Tak kulupakan fakta bahwa itu sepertinya tak mungkin, tapi tak ada salahnya tuk berharap kan?  

Setiap ada bintang jatuh, aku selalu  berdoa dan mengucapkan hal yang sama. "Aku ingin para manusia dapat memperlakukanku lebih baik, dan semoga aku tidak putus asa dengan kondisi ini tetapi aku bisa tetap optimis akan hari esok yang lebih baik."

Memang pekerjaan ini tak ada apa-apanya dibandingkan tugas kalian yang berat bahkan kalian bisa sampai lembur. Tapi dengan segala kemampuanku, aku tetap berusaha tuk membantu kalian dengan tubuhku yang sudah ringkih dan tua ini. Dan dengan fakta itu, aku bangga bahwa aku sudah berusaha untuk selalu membantu kalian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun