Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seri untuk Negeri (6): Membangun Kepemimpinan Heroik untuk Bangsa

1 April 2021   04:04 Diperbarui: 1 April 2021   04:19 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. medium.com

Sebuah tantangan besar untuk semua orang yang memangku jabatan penting di negara kesatuan ini. Semangat reflektif semestinya berkobar dalam sanubari mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Negara sedang dalam perjalanan menuju kehancuran. Negara membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu membangun kesadaran diri secara reflektif dan menularkannya kepada seluruh masyarakat.

Harus diakui bahwa kebiasaan refleksi sesungguhnya menumbuhkan semangat ingenuitas dalam setiap visi dan misi hidup yang dijalani dalam menyelaraskan diri pada visi komunitas. 

Ingenuitas juga merupakan buah dari kebiasaan refleksi yang mampu memberi  buah-buah semangat kehidupan, seperti: imajinasi, adaptabilitas, kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan merespon secara cepat dan manusiawi. Ingenuitas itu juga mampu  memberi kekuatan dalam menjalani hidup. Para pemimpin bangsa ini membutuhkan semangat ingenuitas sebagai sebuah cara hidup (modo de proceder) dalam memimpin bangsa tercinta menuju pada peradaban yang beradab.

Akhirnya, bangsa ini membutuhkan pemimpin dan sekaligus masyarakat yang mampu membangun refleksi sebagai sebuah kebiasaan. Itulah sebuah momen membangun refleksi nasional untuk menyelamatkan bangsa tercinta ini. Yang pertama, kesadaran diri  patut dikedepankan untuk seluruh warga negara sehingga  mampu melihat kelebihan sebagai potensi diri untuk melayani negara dan mulai melenyapkan kelemahan-kelemahan serta kelekatan-kelekatan yang tidak sehat dalam diri  yang mengganggu kestabilitasan negara.

Kedua, semangat ingenuitas dalam diri setiap warga negara hendaknya mulai mengakar. Setiap warga negara mulai belajar semakin cerdas dan bekerja lebih keras dalam hidup dan sekaligus belajar memupuk sikap lepas bebas untuk meruntuhkan: fanatisme diri maupun golongan, ketakutan dan kekhawatiran akan hal baru, kelekatan pada status dan kepemilikan, pembohongan dan konspirasi publik, prasangka buruk, dan keengganan untuk bertanggung jawab pada sesuatu yang beresiko. Refleksi yang berbuah ingenuitas dapat mengarahkan pada hidup yang penuh harapan, perhatian, kreativitas, inovasi, dan optmisme bagi bangsa tercinta ini.

Ketiga, cinta kasih pada diri, keluarga, pekerjaan, dan masyarakat menjadi irama kehidupan berbangsa dan bernegara. Cinta kasih ini dapat memberi semangat dan gairah tersendiri dalam hidup sehingga kita benar-benar dapat mengalami pengalaman mencintai dan dicintai dalam ketulusan sebagai saudara satu bangsa. 

Keempat, heroisme dalam hidup menjadi tantangan dalam mengusahakan peradaban. Heroisme ini diharapkan mendorong setiap warga negara hidup secara aktif terarah pada sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih besar dan mulia. Sebuah harapan besar bahwa bangsa Indonesia semakin memiliki energi besar berkembang, imajinasi yang visioner, dan motivasi yang saling mendukung.  NKRI adalah harga mati.

Akhirnya, "The most difficult person to govern is oneself". Pernyataan tersebut benar-benar membuka mata hati dan pikiran kita semua sebagai warga negara bahwa diri atau pribadi manusia adalah zona tersulit dalam sejarah peradaban manusia untuk diatur. Konflik dan kekacauan muncul karena pribadi-pribadi yang sulit ditata dalam kerangka bersama. Sebuah harapan besar, dengan membangun kebiasaan refleksi dalam diri para pemimpin dan seluruh masyarakat Indonesia, perlahan-lahan bangsa Indonesia tercinta semakin membaik dan kita segera merasakan peradaban yang humanis di negara tercinta ini. Indonesia Berharap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun