Mohon tunggu...
marthino bereteti
marthino bereteti Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang belajar dan bekerja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kapitalisme vs Marhaenisme

22 Maret 2016   18:04 Diperbarui: 22 Maret 2016   18:08 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kapitalisme vs Marhaenisme"][/caption]

Sukarno baru saja mendapat laporan demo angkutan konvesional terhadap angkutan digital hari ini. Tangannya terlihat bergetar, ia kerap mengelengkan kepala, tanda tak percaya.

'Ngga bener! Kamu ingat marhaen?! Angkutandigital ini adalah kaum marhaen yang melawan kapitalisme!' kalimat awal bergetar terucap presiden pertama ini.

Saya memperkenalkan marhaen, petani yang memiliki tanah, dia memiliki cangkul dan gubug, petani marhaen ini memiliki alat produksi. Sangatlah berbeda dengan Karl Mark menyebut proletar sebagai manusia yang tidak memiliki alat produksi dalam sistem kapitalis. Proletar hanyalah buruh yang menyediakan tenaga kerja bekerja dalam pabrik sebagai alat produksi. Proletar jelas tidak memiliki alat produksi sebagai modal. Marhaen dan proletar sangatlah berbeda bung!. Marhaen adalah ciri khas struktur kepemilikan modal di Indonesia. Angkutandigital adalah marhaen yang mandiri lepas dari kemiskinan. Marhaen adalah rakyat saya.

'Maksud yang mulia?' saya memberanikan diri menyela tanya.

Tengoklah sejarah struktur sosial membagi kepemilikan modal dalam dua kelas, borjuis dan proletar atas dasar kepemilikan modal. Borjuis dengan keberadaan modal sangat besar membangun layanan angkutan tradisional, mempekerjakan proletar dalam perusahaan, memberi upah pada proletar. Proletar dan borjuis bergabung dalam angkutan konvensional yang mempertahankan pundi keuntungan mereka. Modal besar angkutankonvensional menghasilkan layanan berbayar tinggi untuk mengembalikan modal awal.


Ini berhadapan dengan angkutandigital marhaen saya.
Marhaen hadir dengan modal transportasi bukan tanpa kapital. Mereka memiliki alat transportasi, dapat mengoperasikan modal usaha tetapi terhalang pada peluang mendapat keuntungan. Ketika mereka akhirnya bergabung dengan penyedia jasa digital peluang usaha transportasi. Kolaborasi marhaen dan borjuis terbentuk. Marhaen menyediakan modal transportasi sementara borjuis menyediakan peluang informasi. Sehingga seharusnya pengembalian modal angkutandigital berbayar rendah untuk mengembalikan modal awal.

Siapa diuntungkan dari perbedaaan angkutankonvesional dan angkutandigital. tentunya rakyat, bukan segelintir borjuis. Melihat demo angkutankonvensional hari ini saya nyatakan. Ini serangan begundal kapitalis terhadap marhaen!

#imajiner #marhaen #transportasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun