Mohon tunggu...
MARSUDI TRI SAMPURNO
MARSUDI TRI SAMPURNO Mohon Tunggu... Guru - Profilku

Berfikir positif untuk memperbaiki diri dan membuat sejarah yang baik. Twitter : @marsuditri FB : https://www.facebook.com/MARSUDITRISAMPURNO Blog : www.marsuditri2000.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mudik = Mulih Dilik

26 Juli 2014   21:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:06 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MAKNA DIBALIK  KATA  MUDIK

Mudik Tradisi tahunan di Indonesia

Mungkin kita semua sebagai orang Indonesia sudah akrab dibalik kata “MUDIK”. Mudik akan kita dengar beritanya mendekati akhir bulan ramadhan. Saat Idhul Fitri itulah yang ditunggu berkumpul bersama sanak kerabat, sahabat di kampung tercinta. MUDIK sebetulnya digunakan masyarakat Indonesia untuk mengganti istilah pulang kampung pada saat hari Raya atau saat  perayaan hari besar lainnya. Kata mudik sebetulnya berasal dari bahasa Jawa Ngoko yaitu “mulih dilik” yang berarti pulang sebentar. Mudik sudah menjadi Tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat kita, berapapun biaya, waktu dan juga mungkin rasa lelah akan mereka lakukan asalkan bisa pulang kampung. Sejarah mudik tidak ada yang tahu karena pada zaman kerajaan majapahitpun sudah ada. Mungkin juga sejak zaman nenek moyang kita yang menurut sejarah berasal dari Cina. Kesibukan mudik terlihat di mana-mana. Kita bisa melihat di Bus yang penuh sesak, di Kereta api yang penuh pula, Kapal terbang juga demikian. Di Jalan raya mobil-mobil pribadi saling bersesakan di jalan bersama ribuan bahkan jutaan sepeda motor. Itulah mudik yang hanya dilakukan satu tahun sekali dan waktunya sangat cepat mungkin 3 hari sampai seminggu saja.

Aparat bersiaga mudik lancar.

Sebetulnya tidak semua orang bisa pulang mudik merayakan Lebaran atau Idhul Fitri dikampung halaman. Para aparat keamanan sebut saja Polisi, TNI, Reporter, Operator perusahaan penting yang menyangkut orang banyak atau orang-orang yang bekerja sangat penting bagi Negara tidak bisa mudik. Itulah pengorbanan mereka. Coba Apa jadinya kalau di jalan raya tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas macet, kecelakaan lalu lintas, dan masih banyak lagi kekacauan yang terjadi. Hati-hatilah jika mudik baik keamanan barang yang dibawa,dalam menjalankan kendaraan dan masih banyak lagi. Istirahatlah jika lelah begitulah bunyi pesan-pesan yang sering saya baca.Semoga perjalanan anda lancar dalam mudik tahun ini. Terima kasih kepada para bapak/ibu aparat keamanan yang terus bersiaga agar ritual mudik dapat berjalan lancar.

Makna di balik Mudik

Mudik Lebaran merupakan momentum untuk dapat bersilaturahmi dengan keluarga, saling melepas rindu, bersilaturahmi dengan masyarakat setelah sekian lama tidak bertemu. Sebuah tujuan mulia karena mempunyai nilau ukhuwah yang tinggi. Momen lebaran juga menjadi special bisa bertemu dengan orang tua. Sebagai anak tentu salah satu berbakti kepada orang tua adalah mudik ke kampung halaman bertemu dengan mereka. Orang tua akan merasa senang jika anak-anaknya pulang ke rumahnya, apalagi kalau ada cucu-cucunya yang lucu akan menambah keceriaan orang tua kita. Mungkin mereka akan bersedih kalau anak-anak mereka tidak bisa pulang. Walaupun sekarang sudah ada Handphone, tapi rasanya beda dengan apabila bertemu secara langsung maka pulang mudik menjadi pilihan paling besar. Motif mudik tentu berbeda  kalau yang masih single ya sekedar liburan di kampung halaman namun bagi yang sudah berkeluarga saling mengeratkan silaturahmi. Ada lagi motif mudik yang sedikit pamer dengan rekan-rekan dikampung dengan bercerita keberhasilan usahanya dikota dibuktikan dengan kendaraan yang dimiliki atau dengan benda-benda yang lain. Saya kurang sepakat dengan hal seperti ini orang desa inginnya hanya silaturahmi saja, tetap bersikap ramah dan walaupun kita telah sukses janganlah menjadi sombong. Lebih baik  kita meninggalkan sedikit rezeki kita atau sesuatu yang lain yang bisa digunakan untuk kemajuan tempat kelahiran kita.Kita pasti akan dikenang orang-orang di desa masih peduli dengan kampung halamannya. Setujukah anda ?.

Mudikku tahun ini .

Tahun ini aku mudik ke rumah orang tua dan mertua. Aku mudik bersama keluargaku ya semoga perjalanan lancar. Kepada para pemudik  semoga lancar, selalu waspada di perjalanan bisa bertemu dengan keluarga di kampung halaman dan setelah mudik bisa kembali bekerja, kembali ke tempat tinggalnya dengan lancar pula. Selamat Lebaran , selamat berlibur , Mohon Maaf Lahir Batin.

Salam Kemenangan di Hari Kemenangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun