Mohon tunggu...
Mar Sahid
Mar Sahid Mohon Tunggu... Guru - Profesiku pendidik dan penggiat literasi

Aku lahir di yogya 53 tahun lebih 5 bulan 7hari. Saat ini tinggal di pekanbaru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melodiku Tak Lekang oleh Waktu

8 Juli 2020   06:29 Diperbarui: 12 Juli 2020   20:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak era tahun 1973 lagu ini telah masuk  pikiranku. Ku coba memahami lirik lagu ini dalam pasca pandemi. Bel telah berbunyi, pertanda siapkan seluruh bekal untuk belajar mandiri "Teng teng bele wes muni". 

Bekal belajar diibaratkan peluru kendali untuk mencapai satu visi. Semua anggota pembelajar berjibaku dengan waktu. Semangat bangun pagi-pagi setiap hari agar sampai di sekolah tepat waktu. Siap ditempa, dibimbing, dididik, dan dimotivasi guna mempersiapkan kedewasaan diri. 

Bekal berupa energi pembaharu dibangun setiap waktu, tidak boleh berhenti sebelum sampai yang dituju. Begitu  energi layu segarkan kembali sambil berlari-lari sebagai refresing diri. Kelalaian diri pasti mendapat  setrap atau sanki bagi peserta didik yang tidak menepati. Tepati waktumu jam setengah delapan pagi pembelajaran dimulai "Jam setengah Wolu". 

Sesuk podho mlebu diwulang kalih bapak ibu guru. Besok kita masuk belajar dididik oleh bapak ibu guru. Lirik lagu ini, mengajak agar semangat untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah wajib bagi seluruh generasi. 

Etung moco lan nulis. Konsep belajar yang diajarkan matematika, membaca, dan menulis (3M). Pendekatan kecakapan 3M peserta didik dikembangkan   menuju kecakapan softskill. Kecakapan 3M bermanfaat dalam rangka pendewasaan peserta didik. 

"Sinau guneman" Belajar dengan metode berdiskusi. Pesan ini, menyampaikan pada proses pembelajaran yang menyenangkan. Belajar menumbuhkan percaya diri dengan menyampaikan ide-ide, sehingga proses cara belajar siswa aktif (CBSA) terselenggara. Partisipasi aktif siswa akan muncul dalam proses CBSA ini.  Peran guru sebagai motivator, pengarah, dan pendamping pembelajaran. 

"Sesok dadi cah wasis" Besok jadi anak yang pandai. Visi mulia dalam mendidik menjadikan anak yang ahli ilmu dan ahli kebaikan. Dengan ilmu yang ia pelajari akan mengaplikasikan dalam kebaikan. 

Dari Ibnu Mas'ud RA, katanya, "Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku, tahukah kamu, siapakah orang yang paling cerdas itu?" Maka kujawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Kemudian Rasul menjelaskan, "Orang yang paling cerdas adalah orang yang paling awas melihat kebenaran". 

Ora dadi wong bingungan. Jangan menjadi orang yang kebingungan. Menjadi seseorang yang cerdas harapan semua orang. Lagu ini mendasari ruh pendidikan membangun SDM yang bermanfaat. 

Cerdas atau cakap impian semua orangtua dan anak. Kecerdasan hakiki hadits riwayat Ibnu Majah menyatakan orang yang cerdas adalah sesorang  yang paling baik mempersiapkan kematian. Mempersiapkan bekal di dunia sebagai sarana menuju kampung akherat. Menetapkan diri amalan apa yang dapat dibanggakan saat berjumpa dengan Sang Kekasih Abadi Alloh SWT. 

Kaum ansar bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?' Rasulullah menjawab, 'Yang paling baik akhlaqnya'. Kemudian ia bertanya lagi, 'Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?'. Beliau menjawab, 'Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun