Mohon tunggu...
Markolinus Seppungan
Markolinus Seppungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PENERIMA BEASISWA KIP KULIAH || IP TRISAKTI || S1 PARIWISATA 2022

Mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti || Sebagai penerima Beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2022 || Jurusan S1 Pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wisata Slow Travel Yang Bermakna

26 September 2025   11:15 Diperbarui: 26 September 2025   11:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wisata Slow Travel

Di era serba cepat, dunia pariwisata pun sering dipandang sebagai aktivitas yang harus penuh target. Banyak wisatawan berusaha mengunjungi sebanyak mungkin destinasi dalam waktu singkat. Namun, belakangan muncul tren baru yang disebut slow travel. Konsep ini mengajak kita untuk menikmati perjalanan dengan lebih santai, penuh makna, dan tidak terburu-buru.

Apa Itu Slow Travel?

Slow travel adalah filosofi berwisata yang menekankan kualitas pengalaman dibanding kuantitas destinasi. Alih-alih berpacu dengan waktu untuk mengunjungi banyak tempat, wisatawan diajak untuk lebih lama berada di satu destinasi, berinteraksi dengan masyarakat lokal, dan benar-benar menyerap suasana serta budaya setempat.

Mengapa Slow Travel Semakin Diminati?

Ada beberapa alasan mengapa konsep ini makin populer:

  • Kelelahan Akibat Over-Tourism: Banyak destinasi populer terlalu padat, membuat pengalaman wisata kurang nyaman.
  • Kesadaran Lingkungan: Dengan lebih sedikit berpindah-pindah, wisatawan dapat mengurangi jejak karbon.
  • Pencarian Makna: Wisatawan modern tidak hanya ingin berfoto, tetapi juga mendapatkan pengalaman mendalam.

Prinsip-Prinsip Slow Travel

  • Mengutamakan Kualitas - Lebih baik tinggal lebih lama di satu tempat ketimbang terburu-buru berpindah.
  • Menggunakan Transportasi Ramah Lingkungan -- Seperti kereta, sepeda, atau berjalan kaki.
  • Menghargai Budaya Lokal - Mengikuti kegiatan warga, belajar masakan daerah, atau menginap di homestay.
  • Menikmati Waktu Luang - Tidak harus ada jadwal padat, melainkan memberi ruang untuk spontanitas.

Contoh Penerapan Slow Travel di Indonesia

  • Ubud, Bali - Tinggal beberapa hari di Ubud sambil mengikuti kelas yoga, workshop batik, atau kursus memasak.
  • Yogyakarta -- Menyusuri kampung wisata, belajar gamelan, dan menikmati suasana sore di Alun-Alun.
  • Flores -- Menghabiskan waktu lebih lama di desa adat Wae Rebo, memahami kehidupan masyarakat lokal.
  • Toraja, Sulawesi Selatan -- Bukan hanya datang saat upacara adat, tetapi juga tinggal untuk mempelajari tradisi dan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Slow Travel

  • Bagi Wisatawan: Lebih rileks, pengalaman lebih bermakna, serta hubungan yang lebih personal dengan destinasi.
  • Bagi Masyarakat Lokal: Ekonomi yang lebih merata, bukan hanya di pusat-pusat turis.
  • Bagi Lingkungan: Lebih sedikit polusi dan sampah karena pola perjalanan lebih teratur.

Tips Memulai Slow Travel

  • Pilih satu atau dua destinasi saja untuk satu perjalanan.
  • Gunakan transportasi publik atau ramah lingkungan.
  • Cari akomodasi yang mendukung interaksi dengan warga lokal.
  • Sisihkan waktu untuk tidak melakukan apa-apa selain menikmati suasana.
  • Dokumentasikan pengalaman dengan cerita, bukan hanya foto.

Slow travel bukan sekadar tren, melainkan cara baru untuk menikmati perjalanan dengan lebih sadar, santai, dan bermanfaat. Dengan menerapkan konsep ini, wisatawan tidak hanya mendapat kenangan indah, tetapi juga turut berkontribusi pada keberlanjutan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun