Mohon tunggu...
Marjohan Usman
Marjohan Usman Mohon Tunggu...

Saya seorang guru (SMAN 3 Batusangkar), penulis dan juga peduli pada pendidikan Buku saya : SCHOOL HEALING MENYEMBUHKAN PROBLEM SEKOLAH dan GENERASI MASA DEPAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Perjalanan: Istana Maimun di Medan Semraut......!!!

3 Januari 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:23 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istana Maimun di Medan Semraut......!!!

(Jalan-Jalan Tiga Propinsi: Batusangkar, Danau Toba, Medan dan Pekan Baru)

Oleh: Marjohan, M.Pd (Guru SMAN 3 Batusangkar)

Facebook: marjohanusman@yahoo.com

Wah  akhirnya  perjalanan  tour  atau  studi  tour kami  selama  seminggu  ke Medan Propinsi Riau  berakhir.  Aku  harus  merecall  semua  memoriku. Pasti  rencana  studi  tour ini  juga sudah  direncanakan  oleh  setiap  guru dan diberitahu  kepada  anggota  keluarga masing- masing.  Aku  juga  memberitahu  pada  istri  dan  kedua  anakku.

Tour  kami  dimulai  tanggal  25 Desember 2011 dan kami berkumpul di kampus SMAN 3 Batusangkar. Sopir kami adalah  Pak  Tom  dan  co-driver adalah Pak Datuk dari Simpurut  akan  mengendarai  mobil Pemda  dengan  merek “Tuah Sepakat”  sampai tanggal 31 Desember 2011. Pas sekali dengan  hari perrnikahan Sense Ayu  dengan soulmatenya Om Ridwan di kampungnya Padang Panjang.

Akhirnya   mobil  kami  melaju  menuju  Sungai Ttarab, Salimpaung, belok kiri menuju  jalan  ke-Bukittinggi. Belum  lama  berjalan  kami   sudah rebutan untuk memperoleh  snack yang dibawa oleh para guru. Abi Marta  memperkenalkan  lapek durian masakan  Buk Sumri Marta. Buk Retno  membawa duku manis. Miss Dini  membawa kue, Buk Yani, Buk  Dona, Miss  Messy  juga  membawa  snack  yang lain. Begitu  pula dengan Bu  Arifna  dan Bu  Dona menunggu dengan karupaknya dari kampungnya di Biaro Bukitinggi. Bayinya dititip pada nenek  sang bayi.

Guru  laki- laki  boleh  tidak  membawa  tentangan  dan  tidak bawa apa apa....eh kami  hanya jadi   juru  makan. Iya ini kan atas nama persahabatan. Belum  jauh  melaju, mr Ay   sudah mempersiapkan tempat duduk dan tempat istirahat yang enak di bangku belakang.

Kelak tempat  itu bakal  jadi  rebutan  antara  Pak Osrimal, Pak Editi, Abi Marta,  Pak Yal, Pak  Datuk, Pak  Datuk Stokar  dan Pak kepala Sekolah- Rosfairil.

Masuk  nagari Baso  hujan  lebat  turun dan pemandangan jadi kelabu. Sementara itu sebagian guru  masih aktif  makan  dan  minum  dan  akhirnya  mereka juga butuh toilet untuk pembuangan. Kami  berhenti di Mesjid Raya  Muara Manggung,  Lubuk  Sikapiang untuk kebutuhan tolilet dan sholat. Lepas batas Lubuk Sikaping hari  sudah di  rembang sore. Melewati  taman di kota panti, kami  melihat pohon dengan akar nafas.

Kami  berada dalam mobil  cukup lama hingga mobil kami berhenti di rumah makan “Duta Selera”  di depan kantor  Dinas Bina Marga- Kota Nopan. Kami selalu butuh toilet, sholat jamak magrib dan isya dan juga dinner. Ada temaqn yang membawa nasi dan aku dinner  bareng dengan  Pak Rosfairil, juga ada Mr. Ay serta Pak Adriyon/ ketua komite.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun