Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kerusuhan Unjuk Rasa, Saat Nasi Sudah Menjadi Bubur

23 Mei 2019   08:49 Diperbarui: 23 Mei 2019   08:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: JPNN.com

Rasa prihatin,  marah, sedih, kecewa campur aduk dalam benak kita. Betapa tidak, hal yang sangat dihindari dalam pesta demokrasi itu terjadi: kerusuhan dan korban jiwa.

Ini tanggungjawab siapa? 

Kalimat ini berulang ditanyakan. Kubu Prabowo coba menyekat hubungan mereka dengan para perusuh dengan memberikan himbauan bahwa jika menyatakan pendapat dengan damai dan konstitusional, serta menyatakan bahwa yang melakukan kekerasan bukanlah teman mereka. 

Namun, segala himbauan ini rasanya tidak punya arti dan sangat terlambat ketika para elit itu sudah lebih dahulu memberikan seruan kebencian, tuduhan, dan bahkan mengajak para pendukungnya untuk melakukan unjuk rasa. 

Walau seruan ini dibungkus dengan kata - kita "sesuai dengan hak masyarakat dan konstitusional" namun begitu diambil alih oleh para perusuh maka tidak ada batasan tersebut lagi. Semua dilakukan dengan cara, maksud dan tujuan perusuh.

Para perusuh yang menunggangi kejadian ini pasti mempunyai tujuan sendiri. Pada saat mereka bertindak maka tidak ada lagi yang bisa menghentikan mereka. 

Sebenarnya keinginan rusuh ini tidak akan terjadi jika tidak ada kejadian unjuk rasa yang mereka tunggangi. 

Untuk menghindari kerusuhan ini seharusnya elit politik secara tegas melarang dengan tegas pada para simpatisan nya untuk melakukan unjuk rasa. Toh mereka sudah putuskan untuk memakai jalur konstitusional guna memperjuangkan kepentingan mereka. 

Saat ini rasanya seperti "nasi sudah menjadi bubur". Kerusuhan dan korban sudah terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun