Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Inilah Lembaga Survei Abal-abal Penyebar Hoax

22 Maret 2019   22:03 Diperbarui: 23 Maret 2019   07:25 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tempo.com

Semakin dekat masa Pencoblosan maka pasti akan semakin banyak dirilis hasil survei. Saat ini banyak sekali lembaga survei yang memantau jalannya Pemilu dan Pilpres. 

Di KPU saja ada 33 lembaga yang resmi terdaftar. Tentu ada banyak lembaga survei yang tidak terdaftar, termasuk di sini lembaga survei internal.

Tentu dengan begitu banyaknya lembaga survei, kita harus waspada dengan hasil survei yang mereka rilis. 

Sejatinya, jika lembaga memang independen dan obyektif, dengan menggunakan metode ilmiah yang sudah teruji, seharusnya kita tidak perlu khawatir. 

Hanya saja, sudah menjadi rahasia umum, bahkan bisa juga dikatakan sebagai trend, ada lembaga survei yang menawarkan jasanya sebagai tim sukses. 

Jika sudah seperti ini, tentu saja faktor independensi yang adalah syarat utama untuk menjamin kredibilitas lembaga survei itu menjadi dipertanyakan.

Bagaimana mendeteksi kalau lembaga survei itu adalah lembaga survei abal -abal?

Pertama secara administratif bisa dicek di laman KPU apakah lembaga survei tersebut terdaftar secara resmi sebagai lembaga survei Pemilu atau tidak.

Dengan terdaftar, berarti sekurangnya - kurangnya lembaga tersebut punya legalitas resmi sehingga lebih mudah dituntut pertanggungjawaban mereka. 

Hal lain adalah rekam jejak atau track record. Lembaga survei yang kredibel bisa dipantau dari hasil survei yang sudah dipublikasikan. 

Apakah hasil mereka tersebut cukup kredibel, dalam arti terbukti hasilnya tidak jauh dari realita?. Seandainya pun ada, perbedaan hasil survei dan realita itu masih dalam rentang perkiraan presentasi margin of error. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun