Benar - benar sangat di luar nalar. Menurut Presiden Jokowi, berdasarkan survei, kampanye hitam tiga emak - emak dipercaya oleh 9 juta orang.
Ini sungguh di luar dugaan. Sekaligus menjadi lampu merah untuk saat nya secara serius melawan hoax dan kampanye hitam.
Dalam kampanye yang sekarang sedang berlangsung rupanya logika, nalar dan akal sehat pergi entah ke mana? Seolah tidak ada batas antara realitas dan khayalan.Â
Contoh saja apa yang telah dikatakan emak - emak itu, bahwa jika Jokowi menang lagi nanti maka azan akan dilarang, perkawinan sejenis akan dibolehkan.Â
Kenyataan nya saat ini adalah era Jokowi berkuasa. Apakah yang dikatakan oleh ketiga emak itu ada? Tidak. Lalu dari mana mereka dapat info dan dugaan seperti itu?
Namun, rupanya keyakinan itu tidak hanya pendapat para emak itu, tapi sembilan juta masyarakat mempercayai hal tersebut. Ini angka yang sungguh besar. Ini bagai proses cuci otak masal.
Keterkejutan kita belum reda, komentar beberapa politikus membuat kita semakin mengerutkan kening. Betapa tidak, karena mereka justru mempertanyakan, "Kok ketiga emak itu dijadikan tersangka kampanye hitam? Apa salah mereka? Mereka hanya menyatakan kekhawatiran."
Suatu pertanyaan yang sungguh menyentak akal sehat dan rasionalitas logika kita. Hanya kekhawatiran? Tentu tidak, karena jelas ini fitnah dan mereka sudah menyebarkan fitnah itu ke orang lain. Dan ini berbahaya, bisa memicu konflik sosial.
Melihat ini semua, angka 9 juta yang percaya hoax itu bukan lagi angka yang tidak mungkin terjadi, karena tokoh politik yang diandaikan sudah lebih kritis justru mempunyai pendapat seperti di atas.
Saat ini benar - benar darurat ancaman fitnah, kampanye hitam dan hoax. Hal tersebut sungguh harus dihentikan. Kalau tidak negara ini bisa menjadi ajang pertikaian horisontal akibat banyak orang termakan kabar bohong yang berseliweran.***MG
BAHAN BACAAN: