Mohon tunggu...
Maritza Pramudita Herlambang
Maritza Pramudita Herlambang Mohon Tunggu... Diplomat - Pelajar

Maritza is a junior in 28 State Senior High School majoring in Social Sciences.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulas "Tuesdays with Morrie"

9 Maret 2021   21:22 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:38 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuesdays with Morrie: An Old Man, a Young Man, and Life's Greatest Lesson, 20th Anniversary Edition: Albom, Mitch: 9780767905923: Amazon.com: Books

Judul: Tuesdays with Morrie

Pengarang: Mitch Albom
Penerbit: Bloomsbury
Cetakan: 1997
Tebal halaman: 192 Halaman
Ukuran buku: Doubleday

Tuesdays with Morrie merupakan karya non-fiksi berupa memoar oleh penulis asal Amerika Serikat, Mitch Albom. Buku ini menceritakan tentang serangkaian kunjungan Albom ke mantan profesor sosiologi, Morrie Schwartz, yang kemudian meninggal karena Amyotrhopic Lateral Sclerosis (ALS). Secara umum, perbicangan mereka dalam empat belas selasa memperbicangkan kehidupan, mulai dari keuangan hingga keluarga. Schwartz yang sudah di usia sepuh, menceritakan pengalaman, penyesalan, hingga pesan bagai "kursus kilat kehidupan".

Profesor Mitch Albom, Morrie Schwartz menjadi guru filosofis dan mentor baginya di tahun-tahun kuliahnya, tetapi mereka lama kehilangan kontak setelah Albom lulus. Lima belas tahun kemudian, Albom menemukan Morrie lagi, yang kala itu berada di tahap terakhir hidupnya, ia pun bertemu kembali dengan guru dan tema yang ia kenal dan hormati bertahun-tahun yang lalu.Morrie melanjutkan perannya sebagai guru dalam kehidupan Mitch, meskipun kali ini pelajarannya tidak bersifat akademis, melainkan tentang kehidupan itu sendiri. Mereka bertemu setiap hari Selasa, dan Morrie mengingat kembali pengalamannya dan apa yang dia pelajari dari mereka.

Buku ini dapat menggambarkandengan baik hubungan sang guru dan murid melalui tulisan yang dituangkan. Pembaca dapat memahami bahwa hubungan yang seharusnya formal, seiring banyaknya percakapan dapat berubah menjadi persahabatan. Selain itu, buku ini juga mudah dibaca karena jumlah halamannya yang sedikit. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan untuk membuat buku ini penuh dengan humor dan kepekaan emosional yang kuat nan berkelas. Namun, dari segala keunggulan, buku ini dapat dibilang cukup melankolis karena mengingatkan kita akan hidup yang selama ini kita jalani hingga kematian.

Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada anak-anak muda agar dapat memilih langkah-langkah kehidupan yang lebih baik ke depannya. Namun, begitupun dewasa, karena seperti kata Morrie, "It's never too late."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun