Mohon tunggu...
MARISCHA MESSAKH
MARISCHA MESSAKH Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA PBSI

PUTRI ROTE

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sirih Pinang, Cara Menghargai Tamu ala orang Rote

17 Juni 2019   10:01 Diperbarui: 17 Juni 2019   11:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rote merupakan pulau kecil yang terletak di bagian selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur. walaupun terlihat kecil, Rote merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki banyak potensi di kawasan indonesia timur. 

Di sebuah desa kecil yang terletak di kecamatan Rote Barat Daya. Di sana saya di lahirkan tepatnya desa Oetefu, kecamatan Rote Barat Daya, kabupaten Rote Ndao.

Saya lahir dari keluarga yang sederhana, di mana kami sangat mencintai adat dan agama. Sejak kecil kami di ajarkan selalu menghargai siapapun yang berada di desa itu, dan salah satu tradisi menghargai tamu masyarakat setempat yaitu makan sirih pinang.

Sirih pinang mempunyai satu arti yaitu sirih dan pinang artinya sesuatu yang dibawa kepada seseorang sebagai tanda penghormatan tradisi bersirih atau mamang (makan pinang) adalah budaya di desa atau kampung kami.

Masyarakat meyakini dengan menawarkan sirih pinang dan kapur kepada tamu saat bertamu sabagai simbol kedekatan dan keakraban. Sirih dan pinang disajikan diatas wadah yang khusus bernama NDUNAK. 

Tempat atau kotak ini terbuat dari anyaman daun lontar. Ndunak ini tidak sembarang digunakan karena mempunyai model untuk kbutuhan sehari hari. Selain itu juga, sirih pinang juga di gunakan untuk upacara adat, peminangan, dan perkawinan.

Tradisi ini mungkin asing bagi orang-orang yang tidak pernah makan sirih. Tapi bagi masyarakat di desa ini sudah merupakan hal biasa. Tawaran makan sirih pinang di Rote khususnya di desa Oetefu memiliki arti tersendiri karena rasa sosial yang menghormati dan menghargai tamu dalam bermasyarakat. 

Ketika bertamu, maka yang di suguhkan terlebih dahulu adalah Ndunak yang di dalamnya terdapat sirih, pinang, dan kapur untuk di makan. setelah itu, di suguhkan minuman seperti kopi, teh dan sebagainya.

Seorang tokoh adat di desa ini mengatakan tradisi makan sirih pinang sudah ada sejak dahulu  dan merupakan pesan khusus dari nenek moyang kepada penerus sehingga kebiasaan tersebut tetap di jaga jangan sampai pudar atau hilang karena bergulirnya waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun