Mohon tunggu...
marisa christina tapilouw
marisa christina tapilouw Mohon Tunggu... Dosen

Seorang praktisi dan pengamat pendidikan yang memiliki perhatian khusus terhadap pembelajaran IPA. Fokus kajian terletak pada keterlaksanaan kurikulum, pengembangan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan masalah lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan pendidikan berkualitas: sebuah opini

1 Juli 2025   09:18 Diperbarui: 1 Juli 2025   09:18 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
indikator pendidikan berkualitas

Seringkali kita bertanya apa itu mutu/kualitas? Kualitas sukar didefinisikan dan dipahami dalam waktu singkat.  Menurut Naomi Pfeffer & Anna Coote (1991), pengertian mutu bervariasi dan berbeda bagi setiap orang, karena itu kerap disebut slippery concept. Dalam bahasa latin, Qualis berarti what kind of.  Kualitas ditunjukkan dari standar setinggi mungkin yang tidak bisa dilampaui, seringkali dimaknai sebagai kualitas terbaik. Kerapkali muncul ungkapan "most of us admire it, many of us want it, few of us can have it." Untuk mencapai barang/jasa berkualitas, kita harus mengukur dan memastikan kesesuaian barang/jasa dengan spesifikasi yang telah ditetapkan/distandarkan.  Pertanyaan muncul saat pengukuran kualitas: "Does this goods/sevice do what is asked or expected of it?" Barang/jasa yang berkualitas harus dapat didemonstrasikan dan dijamin. Sehingga, kita dapat menyebutnya sebagai penjaminan kualitas.

Kita beralih pada konsep pendidikan berkualitas. terdapat tiga komponen utama yang berkontribusi dalam pendidikan berkualitas, yang berfokus pada kepemimpinan/ leadership. Komponen pertama yaitu manajemen, pengelolaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kedua, pelaksanaan pembelajaran di kelas, sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan. Komponen ketiga yaitu adanya partisipasi masyarakan dalam proses pendidikan, sebagai contoh keterlibatan orang tua dalam progres keterlaksanaan kurikulum, ketercapaian pembelajaran dan komunikasi aktif dengan masyarakat termasuk alumni dan pengguna alumni.

Lantas bagaimana cara kita melihat/ observasi apakah keterlaksanaan pendidikan berkualitas? Sebagaimana kita ketahui guru merupakan aktor kunci pendidikan di sekolah. Guru berprestasi dan aktif  dalam pengembangan kurikulum merupakan salah satu ciri pendidikan berkualitas. Dari sisi siswa, hasil ujian sekolah/nasional memuaskan merupakan ciri lain pendidikan berkualitas. Selain itu, dukungan orang tua terhadap siswa dan progres ketercapaian siswa karena pendidikan di rumah turut berperan dalam keberhasilan ketercapaian pembelajaran siswa.Saat ini, penggunaan teknologi menjadi ukuran kemajuan pendidikan yang ditandai dengan aplikasi teknologi terkini. Ciri lain yaitu pelaksanaan kurikulum (yang berlaku secara nasional) yang seimbang dan menantang, di mana guru sebagai kunci pengembangan kurikulum.

Ada apa dengan kualitas? Apakah cukup dengan pelabelan status kualitas tertentu? Kualitas selalu diperbincangkan oleh setiap pelanggan. Siapa pelanggan dunia pendidikan? Intinya, dibutuhkan kesadaran penuh tentang kualitas pendidikan, ditandai dengan adanya konsistensi layanan dalam dunia pendidikan, layanan yang diberikan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan pemerintah dari tingkat nasional sampai daerah. Kualitas harus bisa dijamin kestabilannya, seringkali muncul dalam istilah penjamina kualitas (Quality Assurance), pelibatan seluruh komponen kualitas yang disebut Total Quality Management.

Kualitas harus dapat dipertahankan dan diperbaiki dari waktu. Bagaimana caranya? Cara pertama, kita harus sadar bahwa terdapat kompetisi dalam dunia pendidikan, sehingga perlu mencari cara untuk berkompetisi secara sehat dan profesional. Cara kedua, mempertahankan eksistensi layanan dalam dunia pendidikan, yaitu pembelajaran berkualitas dan inovatif yang berpusat pada keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Cara ketiga, motivasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, bahwa memperbaiki dan mempertahankan kualitas merupakan salah satu tujuan dalam tugas keprofesiannya.

Seberapa penting kualitas pendidikan? Apakah cukup dengan pencapaian kualitas tertinggi? Ternyata tidak demikian, kita perlu membertimbangkan jika pelanggan/ klien jasa pendidikan berhak atas kualitas pendidikan yang terbaik. Para orang tua telah memilih institusi pendidikan untuk putra & putrinya berdasarkan kualitas yang telah dicapai, dan hal ini perlu dibuktikan pada proses pendidikan yang berkualitas misalnya, guru mengajar secara profesional, siswa berprestasi dan semua pihak merasa puas dengan layanan yang diberikan. Penyelenggara pendidikan berkesempatan menyediakan layanan pendidikan terbaik bagi siswa dan membuat orang tua merasa puas telah mempercayakan institusi pendidikan dalam mendidik putra & putrinya. 

Sebagai penutup, tantangan mewujudkan pendidikan berkualitas yaitu sekilas dilihat dari indikator ketercapaian hasil ujian/ asesment sekolah dan nasional. Tantangan lain yaitu transformasi pendidikan mewujudkan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi dalam memberdayakan potensi staff pendidik yang keseluruhannya dilakukan semata-mata untuk kualitas pelayanan bagi siswa, orang tua dan staff internal organisasi pendidikan. Tantangan terbesar yaitu mewujudkan sistem pendidikan berkualitas yang ditandai dengan (1) orientasi pada siswa, (2) rasa tanggung jawab akan kualitas; (3) kontribusi atas pencapaian kualitas. Sehingga muncullah istilah kualitas yang membudaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun