Mohon tunggu...
Jordan_S
Jordan_S Mohon Tunggu... Buruh - Available

Esensi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membaca Fenomena Kos Kapsul dari Kacamata Aksesibilitas Publik terhadap Hunian Layak

10 Februari 2020   19:47 Diperbarui: 11 Februari 2020   20:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pakaian, makanan, dan tempat tinggal atau yang juga dapat disebut dengan istilah, sandang, pangan, dan papan merupakan 3 hal yang menjadi kebutuhan dasar dalam hidup manusia. Posisinya sebagai kebutuhan dasar, mengharuskannya untuk bisa dipenuhi oleh setiap individu manusia, sebab apabila ketiga hal tersebut gagal untuk dipenuhi, maka proses bertahan hidup manusia di bumi akan terganggu. Meski demikian, dalam kenyataannya, banyak hambatan yang harus dihadapi oleh sebagian manusia dalam usahanya untuk memenuhi tiga kebutuhan dasar tersebut. 

Salah satu hal yang menghambat usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya ialah, tingginya nilai ekonomi dari tiga kebutuhan dasar tersebut yang tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Ketidakseimbangan antara kedua hal tersebut, menyebabkan munculnya persoalan aksesibilitas manusia terhadap kebutuhan dasarnya. Persoalan inilah yang akan coba penulis ulas di dalam tulisan ini, namun penulis hanya akan memfokuskannya pada dimensi persoalan aksesibilitas publik terhadap hunian/tempat tinggal layak.

Untuk membuka ulasan ini, penulis akan mengajak pembaca untuk kembali ke bulan September 2019, di mana pada saat itu terdapat satu pemberitaan mengenai, penyegelan bangunan kos kapsul di bilangan Jakarta Pusat. Dari sejumlah berita yang beredar, bangunan kos tersebut disegel karena dianggap menyalahi izin pemanfaatan bangunan. 

Jika dipahami dalam konteks hukum, maka tentu tidak ada yang salah dari tindakan penyegelan tersebut. Penyegelan yang dilakukan oleh aparat Satpol PP dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut, terjustifikasi oleh peraturan yang berlaku. Namun, di sisi yang berbeda, ada pula yang turut menjustifikasi penyegelan tersebut dengan dalil kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu kutipan berita berikut:

"Penyegelan terhadap kos kapsul tersebut dilakukan karena diduga tidak manusiawi, lantaran ukurannya yang hanya 2x1 meter, dan letaknya di rumah 3 lantai". (Hutasoit, 2019)

Dari kutipan berita tersebut, bisa dilihat jika dalil kemanusiaan turut menjustifikasi tindakan penyegelan bangunan kos tersebut.

Baik dalil hukum, maupun kemanusiaan, keduanya memang tepat untuk menjustifikasi penyegelan bangunan kos kapsul tersebut. Namun bukan berarti persoalan berhenti dan selesai sampai disini. Pertanyaan "mengapa masyarakat memilih kos kapsul sebagai tempat tinggal?" akan menuntun kita untuk masuk ke dalam inti persoalan yang sesungguhnya.

Kos kapsul atau tempat tinggal alternatif lainnya seperti, rumah di bantaran sungai dan di kolong jembatan mungkin bukanlah pilihan ideal bagi masyarakat untuk dijadikan sebagai hunian. Akan tetapi, harga properti atau tempat tinggal yang kian hari terus melambung tinggi tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, membuat sebagian orang tidak punya pilihan lain selain, mencari tempat tinggal alternatif dengan harga yang terjangkau. 

Tempat tinggal yang seharusnya adalah kebutuhan dasar manusia, disikapi secara berbeda oleh sekelompok kecil orang yang memiliki kekuatan ekonomi besar. Oleh sekelompok kecil orang tersebut, tempat tinggal diposisikan sebagai objek investasi yang daripadanya diharapkan dapat menghasilkan pundi-pundi keuntungan. 

Banyaknya rumah yang tidak berpenghuni, namun di pagarnya terpampang papan informasi yang bertuliskan "dijual" atau "disewakan" adalah praktik nyata, bagaimana rumah/tempat tinggal diposisikan sebagai objek investasi. Praktik yang demikian inilah yang menjadi salah satu penyebab terus melambungnya harga tempat tinggal.

Nah, bagi kalian yang hari ini sedang mendambakan untuk bisa memiliki rumah, program undian Smartfren WOW memberi kalian kesempatan untuk bisa mendapatkan rumah. Caranya, cukup kumpulkan smartpoin yang dapat diperoleh dengan melakukan pembelian paket internet apapun di aplikasi MySmartfren, atau melakukan panggilan telepon dan SMS. Smartpoin inilah yang nantinya bisa ditukarkan menjadi kupon undian di aplikasi MySmartfren. 100 Smartpoin bisa ditukarkan dengan 1 kupon undian. Kalian semua berkesempatan untuk bisa memenangkan hadiah-hadiah tersebut. Selamat berjuang menggapai mimpi masa depan semuanya.

Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun