Bagi para penikmat sepakbola era modern saat ini (khususnya bagi kami yang kelahiran pertengahan tahun 1990-an), nama Pele atau Maradona adalah nama-nama yang kerap diceritakan dan didengar ketika sedang menonton siaran sepakbola bersama para orangtua. Nama mereka ibarat legenda, bahkan kerap dianggap 'dewa' sepakbola yang ditempatkan dalam suatu ruang kenangan yang istimewa.
Bapak saya, misalnya. Ia selalu mengandaikan kehadiran Pele jika menyaksikan timnas Brasil mengalami kekalahan. Menjelang Piala Dunia 2006 di Jerman, ia membeli dua kaset VCD World Cup Superstar, masing-masing tentang Pele dan Maradona. Ia bahkan pernah menulis dalam agenda hariannya, bagaimana serunya meninggalkan rumah untuk menyaksikan final Piala Dunia 1986 antara Argentina melawan Jerman di rumah tetangga.
Mereka beruntung karena menyaksikan keindahan sepakbola ala Maradona, Brasil era 1980-an, hingga AC Milan racikan Arigo Sacchi dengan trio Belandanya (Gullit -- Rijkaard -- Van Basten).
Tampaknya ada suatu upaya 'mendoktrinasi' (ah, lebay!) bahwa di sepakbola, hanya dua nama yang layak disebut: Pele atau Maradona. Mungkin seperti Ali atau Tyson di dunia tinju.
Namun, kami juga adalah generasi yang beruntung. Menyaksikan perseteruan sengit antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sejak remaja hingga menjelang penghujung karier adalah suatu keberuntungan. Dan yang lebih menarik, kami bisa menyaksikan bagaimana duo Messi-Ronaldo berhasil mematahkan rekor salah satu pemain pujaan masa lampau yang hanya bisa kami tonton dalam rekaman video: Pele.
***
Di penghujung tahun lalu, Lionel Messi membuat catatan emas dengan menjadi pencetak gol terbanyak untuk satu klub sepanjang sejarah. Sebiji gol yang ia cetak dalam kemenangan 3-0 atas Real Valladolid pada tanggal 22 Desember 2020 lalu adalah gol ke 644 'La Pulga' (julukan Messi) selama membela Barcelona.
Pele sendiri telah mencetak 643 gol selama membela Santos. Dengan torehan gol tersebut, Messi berhasil menggeser Pele di daftar puncak sebagai pencetak gol terbanyak untuk satu klub. Konon rekor ini sudah bertahan kurang lebih selama 46 tahun; dan menariknya, rekor ini bahkan sudah terukir sebelum Messi dan Ronaldo dilahirkan!
Atas prestasi tersebut, Messi menuai banyak pujian dan apresiasi, termasuk dari sang legenda itu sendiri. Dilansir dari Kompas.com, Pele sendiri telah melayangkan ucapan selamat kepada Messi.
"Seperti Anda, saya tahu bagaimana rasanya memakai kostum yang sama setiap hari. Seperti Anda, saya tahu bahwa tidak ada yang lebih baik dari tempat yang kita merasa seperti di rumah sendiri," tulis Pele dalam akun istragramnya.
