Di era Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUCA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini , mahasiswa tidak hanya dituntut memiliki kemampuan akademik namun lebih dari itu mahasiswa juga dituntut untuk dapat menghadapi kompetisi di pasar tenaga kerja, sehingga mahasiswa harus memiliki jiwa enterpreneurship.
Jiwa enterpreneurship tidak hanya diturunkan akan tetapi bisa juga diajarkan melalui pembelajaran dan pendidikan yang di dapat saat mahasiswa berada di kampus
Kampus yang merupakan tempat belajar dan berkreativitas sudah pasti memiliki berbagai organisasi yang merupakan wadah atau tempat para mahasiswa berkumpul , berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu , organisasi juga mengajarkan banyak hal seperti komunikasi, membangun hubungan antar sesama anggota dan alumni , membangun jaringan, serta keahlian- keahlian lainnya yang muncul disebabkan oleh pengalaman melakukan kegiatan- kegiatan dalam organisasi .
Pengalaman dan keahlian yang tertanam bagi para anggota organisasi tentu tidak serta merta bisa terus up date terlebih dalam situasi labil seperti yang kita rasakan selama ini, mengambil pelajaran dan pengalaman masa lalu dan kemudian membuat keputusan saat ini tentu keliru . Kita perlu merespon dengan pola fikir yang tidak lagi seperti biasa disebabkan skill dan pengetahuan yang sebelumnya menjadi andalan sangat mungkin justru tidak relevan lagi.
Â
Diera ini, pengetahuan dan skill yang dahulu dianggap unggul kini bisa jadi berubah menjadi pengetahuan yang tidak lagi diperlukan. Bahkan visi dan misi sebuah organisasi/ lembaga yang sebelumnya dianggap luarbiasa namun saat ini menjadi luar biasa.
Menghadapi era Vuca ini tentunya diperlukan berbagai strategi atau model gerakan organisasi agar dapat diajarkan dan diterapkan disemua kondisi tersebut.
Strategi yang paling penting di formulasikan kembali oleh organisasi adalah terkait leadership
Dimana organisasi perlu mengkondisikan semua SDM yang ada untuk fokus pada pekerjaan dan tupoksi masing-masing serta bekerja sesuai SOP.selanjutnya organisasi juga dapat meningkatkan kualitas dan pengalaman teknis di tiap bagian- bagian serta melakukan perubahan dan inovasi secara bertahap dan berlaku adil terhadap para anggota sebagai.
Strategi selanjutnya adalah membuat sesuatu yang berbeda(unik) dari lembaga- lembaga lain yang ada sehingga anggota - anggota organisasi memiliki skill yang memiliki perbedaan karena hampir semua organisasi memiliki anggota yang punya kemampuan sama.
Diharapkan kedepan organisasi- organisasi bisa menawarkan berbagai skill keahlian para anggota  yang tidak umum seperti memiliki keahlian tertentu ( spesifik)
Organisasi di era Vuca juga harus dibiasakan pada kerja- kerja perencanaan, kerja , awasi dan aksi serta tiap anggota memiliki mindset perbaikan terus-menerus .