Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Guru Penggerak Sepi Peminat

8 November 2022   18:36 Diperbarui: 8 November 2022   18:42 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Guru Penggerak Sepi Peminat

Animo CGP terasa minim (sepi) peminat. Penulis ambil contoh di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Di Manggarai Barat, jumlah angkatan V CGP, yang sekarang berada di fase penghujung kegiatan berjumlah 40 orang, dari ribuan guru yang memenuhi syarat ikut CGP (5 tahun mengabdi dan terdata di dapodik). CGP angkatan VII, berjumlah 36 orang, yang tentu dari ribuan guru di Manggarai Barat, dari jenjang SD-SMA/SMK. Memang betul, beberapa di antaranya tidak lolos tes tahap satu dan tahap dua. Penulis sengaja memakai kata "beberapa" karena memang tidak banyak. 

Penulis ambil contoh, CGP angkatan VII, yang mendaftar sebanyak 46 (?), yang lulus tahap dua sebanyak 36. Bisa dihitung denga jari yang tidak lulus. Pertanyaan berikut: apakah hanya 46 guru di Manggarai Barat yang terdata di dapodik dan mememnuhi syarat 5 tahun mengabdi? Tentu tidak, jika dihitung jumlah sekolah SD-SMA/SMK di Manggarai Barat.

Padahal kegiatan ini wajib diikuti, mengingat sangat penting untuk mewujudkan visi misi pendidikan "merdeka belajar". Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa? Pertanyaan mengapa, salah satu dari 5W1H membutuhkan jawaban berupa alasan. Sepanjang pengamatan dan refleksi penulis, ada beberapa alasan yang mencuat, minimnya animo keikutsertaan guru dalam kegiatan CGP.

  1. Minimnya sosialiasi dari pemerintah terkait PGP (Program Guru Penggerak)

Jika ditanya, apakah semua guru tahu ada PGP? Tentu, jawabannya tidak. Informasi yang memadai sangat dibutuhkan guru. Kalau pun informasi PGP terdapat dalam SIMPKB (Sistem Informasi Manajemen untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan), tidak semua guru dalam kesehariannya membuka akun SIMPKB. Pengalaman penulis, login akun SIMPKB sangat jarang dilakukan.

  1. PGP tidak seperti PPG

Ada perbedaan yang jauh antara PGP dan PPG. Menurut pengetahuan penulis, PGP adalah salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan lulusan PGP tidak mendapatkan apresiasi berupa tunjangan (sejumlah uang yang diberikan atau dialokasikan secara rutin untuk tujuan tertentu) dari pemerintah (setidaknya sampai keadaan hari ini). 

Lulusan CGP hanya mendapatkan sertifikat dan lebih dari itu pengetahuan yang luas terkait pendidikan yang berpusat pada murid (student center). Sedangkan PPG (Program Pendidikan Guru), selain mendapatkan sertifikat, yang bersangkutan mendapatkan tunjangan. Besarnya tunjangan tergantung status kepegawaian di dapodik (GTT/PNS/PPPK).

Sehingga kenyataannya, guru lebih memilih mengikuti pretest PPG dibandingkan mengikuti seleksi PGP. Terkadang stres jika tidak lulus pretest PPG. Sebaliknya, jika tidak lulus seleksi PGP, biasa saja. Di sini semacam ada hal atau target lain selain peningkatan profesionalisme dalam bidan masing-masing.

  1. Minim Motivasi

Motivasi atau dorongan adalah niat yang timbul dalam hati dan pikiran untuk melakukan sesuatu. Secara garis besar, motivasi ada dua jenis, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti timbulnya dorongan dari dalam hati dan pikiran sendiri. Motivasi ekstrinsik berhungan dengan dorongan yang muncul dari luar diri.

Hal yang terjadi sehingga PGP sepi peminat adalah minimnya motivasi dari guru untuk mengikuti seleksi. Ada pula alasan pernah ikut lalu tidak lulus dan hal itu menjadi alasan untuk tidak mengikuti seleski berikutnya.

Beberapa alasan pun mencuat, seperti banyak kesibukan di rumah, mahalnya biaya (terkait pengeluaran pulsa internet), tidak ada perangkat yang mendukung (laptop). Ini hanyalah beberapa alasan yang membuat lemahnya motivasi. Alasan-alasan yang sejatinya mengarah pada minimnya motivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun