Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tiga PR Kesehatan Calon Pengantin Wanita

26 Maret 2015   15:02 Diperbarui: 26 Februari 2018   09:42 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin perempuan

Pernikahan sudah di depan mata. Calon potensial sudah datang ke rumah membawa orangtuanya untuk “meminta” Anda dari orangtua. Pinangan diterima dan tanggal pernikahan pun telah ditentukan. Kebaya sudah mulai dijahit dan foto prewedding dijadwalkan minggu depan. Ini adalah  hari-hari paling membahagiakan bagi seorang wanita.

Eits, jangan hanyut dalam kebahagiaan saja. Ada beberapa PR yang harus dikerjakan oleh para wanita (muda) calon ibu baru agar kehidupan berumahtangganya berjalan lancar. Apa sajakah itu?

Pertama: Suntik tetanus toksoid (TT)

Mungkin banyak yang mengernyitkan kening saat mendengar PR pertama ini. Suntik TT yang terakhir kali kita alami di kelas 6 SD (dimana teman-teman yang berjenis kelamin laki-laki tidak ikut disuntik dan menertawakan kita) harus diulangi lagi. Bukan hanya sekali namun dua kali dengan jeda waktu satu bulan. Tujuannya adalah memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus, baik saat terjadi luka di hubungan suami-istri yang pertama kali maupun saat mengandung dan melahirkan bayi. Kekebalan yang ditimbulkan juga melindungi bayi dari penyakit tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir). Saking pentingnya suntik TT ini, pemerintah memasukkannya dalam salah satu syarat untuk mengurus surat pernikahan di catatan sipil.

Ada beberapa orang yang berpendapat “Ah, syarat doang, ditembak aja.” Alias datang ke petugas kesehatan untuk membuat surat keterangan sudah imunisasi TT tanpa diimunisasi. Ini jelas-jelas merugikan diri sendiri karena sebenarnya peraturan ini dibuat untuk melindungi calon ibu dan calon bayinya dari penyakit tetanus. Selain itu jika di kemudian hari terjadi tetanus dari calon ibu yang menembak surat bukti sudah imunisasi ini, oknum yang memberikan surat keterangan palsu juga dapat dipidanakan.

Kedua: Periksa TORCH

Apa itu TORCH? Ini adalah singkatan dari Toxoplasma -Rubella-Cytomegalovirus-dan Herpes. Empat penyakit yang tidak memberikan gejala berat pada orang dewasa namun dapat merusak janin (bersifat teratogenik) jika mengenai ibu hamil.

Pemeriksaan TORCH ini belum menjadi pemeriksaan rutin yang dilakukan bagi pasangan yang akan menikah. Pemeriksaan ini juga tidak menjadi syarat untuk mengurus surat pernikahan di catatan sipil. Harganya pun masih cukup mahal (di atas 1 juta rupiah untuk satu kali pemeriksaan lengkap). Namun saya menyarankan para calon pengantin wanita (atau ibu yang berencana menambah momongan) untuk melakukan pemeriksaan TORCH sebelum hamil. Mengapa? Karena efek yang berat dari penyakit-penyakit ini pada bayi.


Toksoplasma

Toksoplasmosis atau istilah dari penyakit akibat toksoplasma, adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit bersel satu yang ditularkan secara eksklusif oleh keluarga Felidae atau kucing-kucingan. Jadi baik kucing rumah maupun harimau dapat menularkan penyakit ini pada manusia. Parasit ini hidup di saluran cerna keluarga kucing dan kistanya dapat ikut keluar bersama dengan kotoran kucing. Jika kista Toxoplasma gondii ini tertelan tanpa sengaja (misalnya dari konsumsi sayuran mentah yang tercemar kotoran kucing dan tidak dicuci dengan benar, konsumsi daging setengah matang) dapat menyebabkan toksoplasmosis pada orang yang memakannya. Selain itu toksoplasmosis dapat menular melalui transfusi darah dari orang yang menderita toksoplasmosis dan dari ibu pada janin yang dikandungnya melalui plasenta.

Pada orang dewasa yang sehat toksoplasma nyaris tidak bergejala namun jika mengenai ibu yang sedang hamil, protozoa (parasit bersel satu) ini dapat mengenai bayi yang dikandung dan menyebabkan toksoplasmosis kongenital. Gejala klinis dari toksoplasmosis kongenital ini antara lain: pembesaran hati dan limpa, muntah, kerusakan mata (ada peradangan di retina), masalah penglihatan, kehilangan pendengaran, kuning, berat lahir rendah (karena gangguan pertumbuhan di dalam rahim), dan ruam kulit saat lahir (dapat berupa bintik-bintik merah atau memar-memar) saat lahir. Parasit ini juga merusak otak bayi sehingga dapat menimbulkan kejang atau keterbelakangan mental di kemudian hari.

Rubella atau campak Jerman

Rubella menyebabkan demam dan ruam-ruam merah yang menyebar dari wajah ke tubuh. Pada orang dewasa atau anak-anak, penyakit ini tidak terlalu berat. Namun jika mengenai ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan Sindrom Rubella Kongenital yang terdiri dari mikrosefal (kepala kecil), ruam kulit, katarak, ketulian, gangguan perkembangan, bahkan kejang.

Cytomegalovirus (CMV)

Infeksi cytomegalovirus relatif tidak bergejala pada orang dewasa. Atau kalaupun ada gejalanya hanya sebatas demam dan nyeri-nyeri otot yang hilang dalam beberapa hari. Penyakit ini tergolong baru ditemukan dan mudah menyebar. CMV dapat menyebar lewat seluruh cairan tubuh pasien. Diperkirakan lebih dari 50% orang Indonesia terinfeksi CMV, dan seperti penyakit virus lainnya sekali terinfeksi virus tidak akan pergi dari tubuh penderita. Virus akan menjadi tidak aktif dan aktif kembali saat kekebalan tubuh sedang rendah.

Ibu hamil secara otomatis mengalami penurunan fungsi sistem imun untuk mencegah penolakan terhadap bayinya sendiri yang mengakibatkan keguguran. Jika seorang ibu yang sedang hamil kebetulan terinfeksi CMV atau mengalami aktivasi CMV, bayi yang dilahirkannya berisiko mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim, kepala kecil, kuning, pembesaran hati, dan ketulian di kemudian hari. Jika dilakukan pemeriksaan scan otak akan nampak pengapuran (kalsifikasi) di otak bayi.

Herpes

Mungkin ini penyakit yang paling dikenal diantara keempat penyakit “TORCH”. Herpes merupakan salah satu penyakit dengan manifestasi di kulit. Biasanya berupa lesi kemerahan berair yang terasa sangat gatal, bentuknya seperti garis karena sesuai dengan jalannya saraf yang terinfeksi oleh virus Herpes. Herpes akan kambuh jika orang yang sudah pernah terkena herpes mengalami penurunan kondisi kesehatan.

Pada ibu hamil yang terinfeksi herpes, janin yang dikandungnya berisiko tertular herpes. Dapat terjadi 3 bentuk herpes pada bayi yang dikandung, mulai dari lesi di kulit serupa yang terjadi pada ibunya (bentuk ini relatif “aman”), herpes menyerang organ dalam misalnya hati (sehingga terjadi pembesaran hati), dan yang paling berat adalah jika virus herpes tersebut menyerang susunan saraf pusat bayi sehingga menyebabkan kejang, penonjolan ubun-ubun besar bayi, dan dapat menyebabkan kematian.

Dari keempat penyakit yang disebutkan dari TORCH, yang tersedia obatnya adalah toxoplasma, CMV, dan herpes. Untuk Rubella sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Jadi jika ingin menghemat biaya, pemeriksaan Rubella dapat dilewati. Oya, yang diperiksa adalah imunoglobulin (Ig) G dan Ig M. Ada paket pemeriksaan pengantin yang hanya menyertakan pemeriksaan Ig G tanpa Ig M. Ini kurang bermakna secara medis karena Ig G menggambarkan infeksi di masa lampau sedangkan Ig M menggambarkan infeksi yang baru terjadi. Jika ada hasil yang positif dari hasil pemeriksaan TORCH ini sebaiknya diobati terlebih dahulu baru hamil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti di atas.

Ketiga: Konsumsi suplementasi folat

Kebutuhan harian folat untuk wanita yang berencana hamil adalah 400 mikrogram/hari, sedangkan saat hamil bertambah menjadi 600 mikrogram/hari. Folat banyak terdapat pada sayuran hijau namun disarankan untuk mengonsumsi suplementasi folat untuk mencukupi kebutuhan harian tersebut.

Folat (atau vitamin B9) diperlukan untuk perkembangan tabung saraf janin. Calon pengantin (dan calon ibu) sebaiknya meningkatkan konsumsi folat jauh-jauh hari sebelum hamil.   Hal ini disebabkan oleh karena kebanyakan wanita tidak sadar kalau dirinya hamil sampai kandungannya berusia sekitar 4 minggu, di saat tabung saraf janin sudah terbentuk. Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat tabung saraf (misalnya spina bifida, omfalokel, ensefalokel) pada bayi yang dikandungnya akibat gangguan dari penutupan tabung saraf janin.

Itulah tiga hal yang harus diperhatikan oleh para calon pengantin sekaligus calon ibu baru sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Selamat menempuh hidup baru. Salam dari saya.


Baca juga: 

Kenaikan berat badan ideal selama kehamilan

Bagaimana jika suami selingkuh?

Resep MP-ASI: bubur telur tomat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun