Satu hari satu artikel atau sering disebut one day one article (ODOA) merupakan tantangan yang sering diangkat oleh perkumpulan blogger. Hal ini sangat berguna untuk melatih kemampuan menulis blogger pemula sekaligus meningkatkan domain authority dari blog yang dikelolanya.
Di Kompasiana ada banyak Kompasianer yang konsisten dalam memproduksi artikelnya. Saya tidak perlu menyebutkan nama-namanya pasti sudah banyak yang mengenal mereka dari karya-karyanya.
Pernahkah Anda menantang diri untuk menulis satu artikel setiap harinya? Saya pernah, dan ini beberapa hal yang saya rasakan ketika menantang diri sendiri untuk ODOA:
Yang pertama, mencari ide baru untuk menulis artikel setiap hari tidaklah mudah, namun hal ini membuat saya menjadi lebih kreatif dan peka terhadap lingkungan. Ketika harus mencari judul artikel baru setiap harinya, otak saya bekerja lebih keras ide yang berseliweran di sekitar kita.Â
Ide tersebut bisa berasal dari hal yang sederhana seperti menu sarapan pagi, siaran berita di televisi, hal yang sedang ramai di media sosial, sampai apa saja yang terjadi di tempat kerja. Ketika tidak sedang menantang diri untuk menulis, hal-hal biasa tersebut akan lewat begitu saja dari perhatian saya.
Hal kedua yang saya rasakan adalah saya menjadi lebih legowo ketika tulisan yang saya hasilkan tidak mendapat apresiasi. Jika dulu saya akan ngambek dan malas menulis karena pembaca tulisan saya sedikit, sekarang saya lebih dapat mengoreksi diri bahwa kemungkinan besar kualitas tulisan saya memang masih di bawah standar.
Ketiga, saya jadi lebih bisa mengira-ngira tulisan seperti apa yang berkualitas. Ketika menulis setiap hari di Kompasiana tentu saja kita tidak hanya mengunggah tulisan kita. Ada aktivitas lain yang kita lakukan yaitu membaca.Â
Dengan membaca artikel yang menjadi headline dan artikel pilihan, saya mendapatkan pelajaran bagaimana sebuah tulisan yang baik. Kebanyakan artikel headline merupakan artikel yang berguna untuk banyak orang, menginspirasi, dan memiliki data yang cukup lengkap. Hal ini dapat menjadi acuan untuk artikel yang kita tulis.
Keempat,saya belajar untuk konsisten. Nah ini yang paling sulit dari tantangan ODOA. Rekor terjauh saya dalam ber-ODOA baru 12 hari padahal kata orang zaman dulu konsistensi adalah koentji. Tahun 2019 ini Saya berusaha untuk lebih konsisten dalam menghasilkan artikel. Mungkin belum bisa satu hari satu artikel namun setidaknya harus lebih baik dari pada tahun 2018 kemarin.
Bagaimana? Setelah membaca artikel pendek ini, adakah yang menjadi tertarik untuk menantang diri sendiri menulis satu artikel setiap harinya?
Baca juga:Â
