Mohon tunggu...
Maria Da Costa
Maria Da Costa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Just be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Mental yang Mengakibatkan Perubahan Sosial

23 Maret 2021   11:28 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:51 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Dalam kehidupan kita pasti menjumpai perubahan-perubahan sosial secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan sosial yang terjadi bisa berdampak positif maupun negatif. Lantas apa itu perubahan sosial?

Perubahan sosial adalah fenomena yang tidak bisa kita hindari dan akan selalu terjadi di kelompok masyarakat (Anwar, 2020). Perubahan sosial ini terjadi karena berbagai faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Contoh faktor internal konflik sosial, ada penemuan-penemuan baru, terjadi pemberontakan, dan lain-lain. 

Sedangkan peperangan, perubahan lingkungan alam, pengaruh kebudayaan lain merupakan beberapa contoh faktor eksternal. Perubahan sosial juga memiliki beberapa ciri. Pertama, perubahan sosial terjadi terus-menerus tanpa henti. Kedua, akan terjadi perubahan di lembaga sosial lain jika perubahan dialami oleh lembaga kemasyaraatan. Ketiga, akan terjadi disorganisasi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam kelompok masyarakat. Keempat, perubahan sosial bisa terjadi di bidang spiritual maupun kebendaan (materi).

Berbicara tentang perubahan sosial, ada satu komunitas yang saya sedang teliti. Komunitas ini bernama Social Connect. Komunitas ini merupakan komunitas kesehatan mental di Indonesia. Pencegahan dan penanganan kesehatan mental di Indonesia masih belum maksimal. Dilansir dari Nailufar (2019), survei Global Health Data Exchange 2017 menunjukkan terdapat 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Mengenai masalah kejiwaan, Indonesia menjadi negara tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap gangguan jiwa. 

Berdasarkan data di atas, kita dapat melihat bahwa kesehatan mental ini merupakan hal perlu diperhatikan dengan serius dan tidak boleh dianggap remeh. Masalah gangguaan kejiwaan diakibatkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang terdekat dengan kita yaitu kecemasan dan depresi atau stress. Ketakutan dalam berosialisasi juga dapat menjadi penyebab kesehatan mental. 

Misalnya jika kita bersosialisasi dengan orang lain, tetapi orang lain merasa bahwa kehadiran kita tidak diharapkan atau merasa menganggu mereka, maka kita akan takut untuk berosialisasi dengan orang lain lagi sehingga akan menutup diri dan merasa cemas sendirian karena takut untuk bercerita dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan dan penanganan sejak dini. Sehingga orang yang mulai depresi ataupun merasa cemas, dapat diobati sebelum mencapai tinggal gangguan mental yang terlalu tinggi.

Di masa pandemi sekarang, kesehatan mental sangat perlu diperhatikan. Dilansir dari Fundrika dan Fikri (2020), terdapat sekitar 32 persen masyarakat mengalami gangguan kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa 67,4 persen masyarakat memiliki gejala cemas dan 67,3 persen mengalami depresi selama pandemi di Indonesia. 

Di masa pandemi ini, salah satu faktor yang menyebabkan orang-orang merasa cemas atau stress adalah masalah ekonomi, pengangguran, dan akhirnya menyebabkan masalah rumah tangga. Sehingga dapat menyebabkan orang-orang banyak pikiran dan stress. Oleh karena itu, dibentuklah komunitas. 

Dengan adanya komunitas kesehatan mental, seperti Social Connect, masyarakat menjadi bisa bersosialisasi dan memberikan saran ataupun masukan terkait masalah yang sedang dihadapi. Artinya jika seseorang sedang ada masalah, dia dapat bercerita dalam komunitas ini dan ia juga bisa mendapatkan beberapa saran ataupun hiburan yang dapat membantunya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sehingga, orang-orang yang cemas akan masalahnya akan terbantu dan tidak akan mengalami depresi yang berlebihan.

Hal ini jika dikaitkan dengan teori perubahan sosial, maka ada teori fungsionalis. Teori fungsionalis adalah teori yang menjelaskan bahwa semua orang di masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat. Untuk membangun tatanan sosial yang harmonis dan stabil, semua orang di masyarakat saling bekerjasama. Jika ada satu elemen dari masyarakatnya tidak berfungsi atau mengerjakan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan masalah sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun