Mohon tunggu...
Maria Ayu
Maria Ayu Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Everything is art Email : ayudivayulita@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Anak Teater: Susahnya Memanggil "Roh" LingFeng

11 Oktober 2020   09:44 Diperbarui: 12 Oktober 2020   06:05 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pribadi. Foto by Nurulfa

Saat duduk di bangku SMA, aku berperan menjadi LingFeng. Peran LingFeng aku dapatkan ketika ingin mengikuti lomba  festival monolog pelajar tingkat Kabupaten Purworejo.

Seperti yang sudah aku ceritakan dalam artikelku  "Kucumbu Tubuh Indahku, Secarik Catatan Pilu Lakon Penari Lengger" bahwa naskah yang aku bawakan yaitu Lilin'98 karya Hendrik Agustian.

Lilin'98 menceritakan tokoh LingFeng yang harus menjalani sisa hidupnya dengan menderita. Ia terkurung di rumah sakit jiwa atas kelamnya masa lalu dirinya. LingFeng berumur 49 tahun. Ia adalah keturunan Tionghoa, korban kerusuhan Mei 1998.

LingFeng menjadi orang gila akibat ia diperkosa. Selain itu, ia melihat anak dan suami tercintanya meninggal.

Waktu yang cukup singkat, yaitu selama kurang lebih tiga minggu, aku mendalami karakter LingFeng. Aku terbentur peliknya tugas-tugas sekolah. Pada saat itu sekolahku sedang mempersiapkan aneka lomba.

Aku terlibat dalam  kepanitiaan tersebut sebagai sekretaris. Aku harus membagi-bagi waktu dengan baik.  Aku harus memilih mana yang menjadi prioritas kegiatan utamaku. Namun, di situlah  aku belajar mengelola waktu.

Cukup kesulitan saat pertama kali aku mendalami karakter LingFeng. Butuh observasi, brain storming  bersama teman-teman satu tim, dari mulai membedah naskah, mencari referensi literasi, dan  sebagainya. Roh LingFeng sulit untuk dihadirkan dalam jiwaku.

Seminggu awal saat aku latihan ya hanya seadanya saja. Aku tidak mengucapkan kata per kata memakai rasa. Bahkan sering sekali bercanda sampai diminta untuk lari di lapangan basket sambil menyanyikan lagu dengan suara lantang. Kalau aku ingat kenangan itu, aku malu.

Padahal naskah Lilin'98 adalah kisah pilu. Bagaimana tidak? Ketika ia bersama suaminya merayakan hari ulang tahun anaknya, tiba-tiba malapetaka itu datang. Hal ini menjadi sajian adegan pertama, LingFeng menyanyikan lagu ulang tahun dan tiup lilin untuk anaknya.

Bisa tercermin dengan jelas di adegan tersebut bahwa LingFeng sangat hancur lebur ketika hari yang spesial baginya, ia dilanda kegelapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun