Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Hesti

Less is more💓

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Manfaat Gaya Hidup Minimalis

15 Mei 2022   12:38 Diperbarui: 15 Mei 2022   15:41 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interior rumah minimalis bergaya Jepang (SHUTTERSTOCK/FOLLOWTHEFLOW)

Hidup adalah pilihan masing-masing individu, dan pilihan itu gratis. Banyak orang mengisi sisa hidupnya berlomba-lomba mencari kebahagiaan dengan berbagai cara, ada yang mengatakan, "saya tidak bahagia karena belum memiliki hal-hal yang saya inginkan" sehingga mereka terus berjuang, bekerja keras, untuk memiliki hal-hal yang mereka inginkan agar bisa merasakan kebahagiaan. 

Setelah memilikinya mereka pun belum merasa bahagia, akhirnya mereka terus menambah, dan menambah hal-hal berupa barang-barang atau apapun lainnya, yang membuat mereka bahagia. 

Ada yang merasa bahagia ketika memiliki sedikit barang tapi multifungsi dan sering digunakan, dan ada juga yang lain merasa bahagia ketika mereka hidup dengan apa adanya dan terbatas. Anda juga pasti mengenal beberapa miliarder yang memilih gaya hidup yang sederhana.

Minimalis merupakan sebuah pola pikir, atau sikap bijak untuk mengontrol segala kebutuhan hidup terhadap barang yang benar-benar digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari. 

Mereka yang memiliki konsep minimalis biasanya menggunakan unsur-unsur sederhana dan multifungsi, menyingkirkan barang-barang yang jarang atau tidak digunakan, dan hanya mau memiliki barang yang benar-benar dibutuhkan untuk digunakan sehari-hari dalam jumlah yang relatif sedikit.

Saya sebelumnya merupakan orang yang merasa bahagia, jika memiliki sesuatu yang saya inginkan. Dengan sikap tamak yang saya miliki, maka saya terus menambah barang entah itu peralatan dapur, aksesori, pakaian dan lain-lain. 

Iya betul, saya benar merasa bahagia dan istimewa saat barang-barang tersebut baru dibeli. Tapi lama kelamaan, barang tersebut menjadi sesuatu yang tidak istimewa lagi atau barang biasa, saya pun mulai merasa bosan dengan kepemilikan saya, biasanya barang tersebut mulai jarang saya gunakan.

Dengan memiliki konsep kebahagiaan jika memiliki banyak barang (maksimalis), sehingga saya terus menambah barang baru ketika gajian, ketika ada diskon, saat merasa barang tersebut kelihatan menarik, dan lain-lain. 

Di mana sebenarnya secara tidak sadar barang tersebut sudah ada, dan jika jenis barang yang berbeda pun tapi fungsinya tetap sama dengan barang yang saya beli atau merencanakan untuk membeli, saya terus menambah, menambah, dan menambah yang mana semakin lama ruang penyimpanan saya menjadi sempit, dan saya mulai merasa terganggu dengan keberadaan barang saya.

Dengan begitu, saya menjadi orang yang malas untuk membersihkan tempat tinggal karena banyak barang yang menjadi penghalang ketika membersihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun