Hal inilah yang sedang dilakukan di Dusun Semen, Desa Datengan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri Bersama Kelompok Tani Bogoroso melalui program pengabdian masyarakat yang bertajuk “BERSEHATI: Beras Singkong Sehat Antidiabetes dalam Konsep Zero Waste”
Program ini digagas oleh Dr. Maria Magdalena Riyaniarti Estri W., M.Pd., M.Si, seorang dosen di IIK Bhakti Wiyata Kediri Bersama tim dosen dan mahasiswa. Tujuannya sederhana saja, tetapi bermakna besar. Bagaimana singkong yang tumbuh subuh di Dusun Semen bisa dimanfaatkan secara maksimal, bernilai ekonomi, sekaligus menyehatkan.
Singkong ternyata punya potensi yang luar biasa. Indeks glikemiknya lebih rendah dibandingkan nasi putih, sehingga aman untuk penderita diabetes. Kandungan seratnya juga tinggi, membuat perut kenyang lebih lama. Singkong bukan sekedar pengganti nasi, tapi bisa jadi solusi Kesehatan.
Melalui program hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang membuat program “BERSEHATI” berjalan dengan lancer dan istimewa adalah penerapan konsep Zero Waste, dimana tidak ada bagian dari singkong yang terbuang percuma.
Dalam pelatihan Bersama kelompok tani Bogoroso, bagian-bagian singkong diolah menjadi produk yang bernilai guna tinggi:
- Umbi: diolah menjadi tepung singkong/mocaf dan beras singkong sehat yang cocok sebagai pangan alternatif antidiabetes
- Daun: disulap menjadi teh herbal yang menyehatkan dengan rasa khas dan segar
- Batang: dikreasikan menjadi obat nyamuk ramah lingkungan, sebagai solusi alami pengganti produk berbahan kimia
Dengan car aini, petani tidak hanya menjual singkong mentah, tetapi juga mampu menghasilkan produk turunan yang punya nilai jual yang lebih tinggi.
Suasana pelatihan terasa hangat. Para petani yang awalnya ragu apakah singkong bisa benar-benar “naik kelas”, mulai semangat saat melihat hasil olahan mereka sendiri. Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata yang turut mendampingi juga ikut larut dalam keceriaan, belajar langsung dari desa, berbagi ilmu, dan merasakan kebersamaan yang tidak tergantikan.
Dr. Maria dan tim tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung mulai dari proses pengupasan umbi, pengolahan umbi menjadi beras singkong dan tepung mocaf, teknik pengeringan daun untuk teh herbal, hingga eksperimen membuat obat nyamuk dari batang singkong dan juga packing serta labelling produk. Semua dilakukan dengan alat sederhana, aplikatif, dan bisa dilanjutkan sendiri oleh para petani.
Dari kegiatan ini, singkong di Dusun Semen tak lagi dipandang sebelah mata. Ia menjadi symbol inovasi: pangan sehat untuk melawan diabetes, ramah lingkungan lewat konsep zero waste, dan tentu saja menjadi penopang ekonomi petani.
Pengabdian masyarakat “BERSEHATI” membuktikan bahwa solusi besar bisa lahir dari desa kecil. Bahwa dengan kreativitas dan ilmu pengetahuan, tanaman sederhana seperti singkong bisa menjadi harapan baru bagi Kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.