Kabar Prabowo Subianto yang akan Shalat Jumat di Masjid Agung Semarang begitu masif tersebar di media sosial. Bahkan, selebaran itu terang-terangan mengajak untuk Jumatan bersama Prabowo.
Baru kali ini ada orang mau shalat Jumat membuat flyer dan poster. Apalagi kalau bukan untuk mempolitisasi ibadah wajib umat Islam tersebut.
Karena potensi politisasi agama itu sangat besar, Ketua Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman, KH Hanief Ismail, menyatakan keberatan adanya rencana Capres 02 Prabowo Subianto jumatan di Masjid Kauman.
Pada prinsipnya, KH Hanief Ismail tidak pernah melarang siapapun untuk shalat Jumat di Masjid Kauman. tetapi bila shalat itu dipolitisasi dengan diikuti mobilisasi massa, maka dia sangat keberatan.
Apalagi, jika peristiwa itu dijadikan sebagai ajang politik pencitraan sebagai bahan kampanye. Menurutnya, masjid harusnya menjadi tempat suci, bukan ajang untuk kampanye politik.
Ia khawatir Prabowo akan mempolitisasi ibadah sholat Jumat dan menggunakan masjid untuk kepentingan politik, sehingga Bawaslu diharapkan bertindak sesuai hukum.
Seperti diketahui, Kiai Hanief mengaku tidak pernah mendapat surat secara resmi maupun informal dari tim kampanye Prabowo-Sandi terkait kegiatan sholat Jumat yang akan dihadiri Prabowo dan para pendukungnya.
Apa yang dilakukan oleh Prabowo dan tim suksesnya ini memang sudah keterlaluan. Mereka tak malu-malu untuk menggunakan masjid dan tempat ibadah lainnya, untuk kegiatan politik.
Hal ini jelas berpotensi melanggar aturan kampanye dan sangat menodai kesucian masjid sebagai tempat ibadah. Protes dan keberataan Takmir Masjid Kauman sudah selayaknya dilayangkan kepada mereka.