Mohon tunggu...
mari membaca
mari membaca Mohon Tunggu... Penulis - Budayakan membaca

Mari membaca, pun suka atau tidak

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pesan Kiai Ma'ruf: Banyak Makiyyun Bertebaran, Kita Sebarkan Cinta

5 November 2018   15:23 Diperbarui: 5 November 2018   15:53 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Memasuki masa kampanye Pemilu seperti ini suhu politik semakin memanas. Perang urat syaraf dan upaya menjatuhkan lawan politik menjadi pemandangan yang lumrah.

Namun sayangnya masih banyak yang menggunakan kata-kata makian dan kebencian dalam berpolitik. Hal ini yang disayangkan oleh sejumlah pihak, termasuk cawapres KH. Ma'ruf Amin.

Dalam acara mudzakarah alim ulama di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Minggu (4/11) lalu, Mantan Rais 'Aam PBNU itu menyayangkan saat ini banyak ahli 'makiyyun' alias ahli memaki-maki. Bahkan, Masjid pun dipakai ahli makkiyun sebagai tempat memaki.

Saat ini harus diakui memang banyak yang berkampanye dengan memaki. Bahkan itu diikuti dengan cara memaksa, intimidasi, dan ancaman.

Kiai Ma'ruf sendiri meminta pasangan calon presiden dan wakil presiden, dan semua tim kampanye supaya berkampanye dengan adu program. Beliau menginginkan tidak ada pihak yang saling menjelek-jelekkan atau mengolok-ngolok lantaran perbedaan pilihan.

Menurut pengamatan kita, saat ini memang banyak perilaku pihak-pihak yang melampaui batas seperti yang diungkapkan oleh KH. Ma'ruf Amin tersebut. Banyak yang menggunakan fasilitas agama bukan untuk menyebarkan kebaikan, sebaliknya justru untuk menebar kebencian, salah satunya melalui maki-makian.

Bila ada pihak yang berperilaku seperti itu, maka kita tak perlu mengikutinya. Kita harus tetap mengajak orang dengan santun dan penuh cinta. Akhlak dan kasih sayang harus tetap diutamakan.

Dan, satu pesan penting dari ulama sepuh di atas, agar kita tetap menjaga keutuhan Indonesia di atas seluruh kepentingan, termasuk kontestasi politik. Ini yang harus lebih diutamakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun