Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Istilah Mistik yang Tepat

13 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 13 Mei 2024   06:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.booksindonesia.com

Pada umumnya, istilah mistik telah banyak disalah pahami. Pemahaman saat ini yang beredar di masyarakat luas, mistik dikaitkan dengan klenik atau perdukunan atau alam gaib. Dalam kamus spiritual, pengertian mistik sama dengan sufi dalam pemahaman yang betul. Jadi jiwa mistik adalah jiwa yang berani keluar dari hipnosis atau teror massal. 

Mereka yang berjiwa mistik bukanlah yang percaya pada klenik atau kekuatan ghaib. Mereka yang berjiwa mistik memiliki kebijaksanaan dalam bertindak untuk kebaikan masyarakat luas. Kebijaksanaan adalah ekspresi atau tindakan dari pengetahuan yang sejati. Jika pengetahuan tentang kebenaran tidak diimplementasikan, maka ia akan jadi sekedar pengetahuan yang pada akhirnya menjadi arogansi diri. Inilah ego halus yang sering terdapat di sekitar kita masyarakat yang katanya mengenal spiritual.

Hubungan antara mistik dan sufi?

Suku kata sufi berasal dari akar kata 'sophia' yang berarti kebijaksanaan. Kata inilah yang dilekatkan terhadap para sufi karena memiliki perilaku yang bijak. Bijak berarti perilaku yang selaras dengan alam. Bukan perbuatan serta ucapan yang hanya untuk kepentingan diri sendiri. Tindakan yang bijaksana senantiasa mempertimbangkan kepentingan orang banyak bukan kepentingan golongan, kepentingan, dan diri sendiri. Segala sesuatu yang masih berpihak demi kenyamanan diri bukanlah bijak.

So, ke duanya memiliki hal yang sama, tindakan atau perilaku bijak. karena tindakan mereka selaras dengan sifat alam, mereka memiliki keberanian melawan arus kemapanan atau hipnosis massal. Mereka penentang arus, tidak hidup mengalir mengikuti arus. Oleh karena sedikit sekali mereka yang bebas berpikir dan berani menjadi mistik atau sufi. Mereka telah mampu menyerap kata hati nurani. Tindakan yang penuh kebijakan berdasarkan suara hati tempat Dia bersemayam. Keberanian para mistik dilandasi adanya kesadaran bahwa Dia tiada di luar diri. Inilah alasannya juga bahwa para sufi dan mistik tidak menolak atau menafikan kenyamanan duniawi atau indrawi dalam batas yang moderat sehingga tidak menjadi budak kenyamanan.

Kesadaran jiwa mereka yang menjadikan mereka suatu yang unik dan penuh kreativitas. Yang dimaksudkan dengan kreativitas di sini berlandaskan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Merekalah pencipta atau kreator sejati. Kita sudah bisa melihat tindakan mereka yang penuh keberanian menanggalkan kenyamanan dunia. Budha Sidharta Gautama misalnya. Ia meninggalkan gelimang harta dunia. Silaunya harta duniawi tidak meruntuhkan niatnya mencari kebenaran demi tujuan utama kelahiran. Ia melawan tradisi kerajaan, inilah jiwa mistik. Keberanian melawan arus massal.


Contoh lain adalah Mirabai. Ia seorang perempuan biasa yang dinikahkan dengan anak raja. Namun ia berani mengatakan bahwa ia telah menikah sebelumnya. Ia menikah dengan Krishna, hanya patung. Dari zaman dahulu sampai sekarang pun pengakuan seperti ini dianggap musyrik atau menduakan Tuhan. Namun keyakinannya yang luar biasa telah mengalahkan pendapat umum, yang mungkin dianggap moral masyarakat. Kecintaannya terhadap Krishna telah memberikan inspirasi sehingga melahirkan puisi yang membangunkan jiwa pengabdian pada Sang Penguasa alam. Silakan membaca kisah lengkapnya pada buku Kearifan Mistisisme by Anand Krishna)

Inilah salah satu puisi cintanya pada Sang Kekasih (Kutipan dari buku Kearifan Mistisisme):

" Jika mandi di pancuran suci mendekatkan diri dengan Tuhan, maka beruntunglah ikan-ikan di sungai;

" Jika kau dapat mencapai Nya dengan memakan buah-buahan saja, maka sungguh beruntunglah monyet di hutan;

" Jika Ia dapat ditemukan oleh mereka yang makan sayuran mentah sepanjang usia, maka beruntunglah kawanan domba;

" Dengan memuja patung yang terbuat dari batu, jika aku menemukan Nya, maka gunung dan bukit akan kupuja;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun