Mohon tunggu...
Margo Teguh Sampurno
Margo Teguh Sampurno Mohon Tunggu... Jurnalis - Freedom

Bergerak dalam "Kolom demi Kolom"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mitos Akademis Modern daam "Mythologies" (Part 4)

22 April 2019   22:13 Diperbarui: 23 April 2019   10:24 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami dunia mitos dalam konsep filosofis, tentu tidak hanya dimaknai sebagai sesuatu yang keramat, sakral, dan magis. Namun, pemaknaan mitos telah hadir dalam kehidupan manusia sehari-hari melalui bahasa dan opini yang berkembang di masyarakat. 

Roland Barthes menjelaskan mitos sebagai bentuk pesan yang diyakini kebenarannya walaupun tidak dapat dibuktikan (Iswidayati, 2012). Berbeda halnya dengan mitologi lama yang mengkaitkan mitos dengan sejarah dan konstruksi masyarakat pada zamannya. Pembahasan dalam buku Barthes "Mythologies" lebih menekankan pada aspek hubungan antara ekspresi dan konteks (isi) yang dianalisis dengan pendekatan konotatif dalam menemukan makna tersembunyi.  Barthes juga menambahkan bahwa mitos bukanlah sebuah konsep atau ide, tetapi suatu cara dalam memberikan makna atau arti. 

Demikian halnya mitos merupakan sistem komunikasi yang dilalui dengan proses pemaknaan dengan tanda sehingga dapat diterima oleh akal (Iswidayati, 1972). Sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa manusia tidaklah hidup di antara benda-benda, melainkan dari opini-opini yang diyakini kebenarannya. 

Mitos juga berkaitan dengan semiologi (sistem tanda) yang menunjukkan proses pemaknaan yang dianggap sebagai sesuatu yang alami. Sebagai contoh dalam artikel wine atau anggur yang dilambangkan sebagai simbol status sosial yang tinggi di Prancis (Barthes, 1972: 58). 

Mitos yang ditampilkan adalah anggur Prancis memiliki kualitas terbaik. Padahal jika ditelaah kembali mitos yang dihadirkan tersebut, penanaman anggur sebenarnya diperoleh di daerah utara Afrika dan mayoritas pekerjanya adalah mayoritas muslim. 

Sehingga, proses mitologi yang diyakini selama ini bahwa Prancis sebagai "Negara Anggur", telah mengasingkan lingkungan Afrika Utara dan kontribusi masyarakat muslim (Barthes, 1972). Sehingga, pembaca ataupun konsumen mitos hanya menyadari fakta sebagai fakta, tanpa melihat mitos yang dimunculkan sebagai sistem semiologi (tanda). 

Oleh karenanya, manusia sebagai makhluk sosial dan produk opini dalam sistem komunikasi, tentu harus dapat mengenal makna-makna yang terselubung dalam bahasa, ideologi, iklan pasar, film, gaya hidup atau yang lainnya. 

Sebuah ketimpangan yang sangat mendasar, ketika manusia tidak dapat memaknai suatu realitas yang didalamnya termuat mitos-mitos modern dengan proses transformasi menjadi bentuk yang dianggap rasional seperti iklan dan film yang termuat pesan tersembunyi melalui proses mitologi secara sistematis dan terstruktur. 

Hal demikian nantinya, ketika muncul mitos akademis dalam proses-proses pemaknaan di lingkup pendidikan. Tentunya pemahaman simbol-simbol semiotik tersebut, perlu dipahami secara menyeluruh dan sikap yang kritis.  Mitos akademis yang ditampilkan di kampus dengan adanya istilah "mahasiswa berprestasi", tentunya dapat dikategorikan sebagai mitos modern. 

Hal tersebut mengacu pada kerangka pemikiran Roland Barthes yang menyebutkan bahwa mitos sama halnya dengan sistem semiologi. Adanya makna tunggal yang dilakukan secara akademis dengan muatanmuatan pesan yang dimunculkan secara tersembunyi, tentu dapat mempengaruhi kognisi mahasiswa secara tidak sadar akan kualifikasi seorang mahasiswa berprestasi. 

Produk wacana tersebut secara terus-menerus diproduksi dalam agenda tahunan, dengan adanya ajang pemilihan mahasiswa berprestasi. Lantas, seperti inilah sebuah mitos akademis diciptakan hingga menjadi asumsi umum.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun