Mohon tunggu...
Mardius Umar
Mardius Umar Mohon Tunggu... Human Resources - Pranata Humas Madya

Mengembara dan Menulis Apa Yang Bisa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka): Antara Peluang dan Tantangan

8 Agustus 2022   05:30 Diperbarui: 8 Agustus 2022   06:34 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)

(Antara Peluang dan Tantangan)

Dengan telah dicanangkannya MBKM oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) Nadiem Anawar Makarim sejak tahun 2020, dengan semangat merdeka belajar-kampus merdeka guna menyiapkan sarjana yang tangguh dan unggul dalam beragam aspek ilmu pengetahuan, sesuai dengan bakat, minat untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan negara yang merdeka.

Buku Pedoman MBKM; Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (2020:2) disebutkan, dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.

Selanjutnya dikatakan (2020:3) Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya.

Berkenaan dengan itu kali ini bertepatan dengan bulan Agustus 2022 adalah sejalan dengan semangat nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diperingati tanggal 17 Agustus setiap tahun (17-08-1945-17-08-2022) sebentar lagi akan datang. Namun demikian apakah program MBKM tersebut dapat berjalan dengan mulus dengan tanpa hambatan di lapangan nantinya. Nah mari dilihat seperti apa peluang dan tantangannya ke depan. Diharapkan program yang luar biasa ini dapat diwujudkan dalam bentuk tujuan dan sasaranya, kemungkinan akan ditemui hal-hal berikut ini.

A. Peluang

     Jika dilihat dari segi peluang program MBKM ini sangat menjanjikan bagi masa depan mahasiswa seperti:

  • Mahasiswa merasa sangat gembira diberi kesempatan untuk belajar di luar kampusnya sebanyak 3 semester, artinya tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.
  • Mahasiswa dapat merasakan indahnya berlajar di berbagai perguruan tinggi yang mereka inginkan.
  • Mahasiswa juga dapat merasakan indahnya ketemu dengan dosen atau tenaga pendidik untuk menimba ilmu pengetahuan dan berbagi ilmu pengetahuan bersama teman-teman di luar kampus.
  • Mahasiswa akan mendapatkan lebih mudah pekerjaan yang tentunya masa depan mereka lebih terjamin.
  • Mahasiswa dapat memilih pekerjaan di mana mereka mau atau disukai, karena sudah diberi bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai diberbagai bidang berdasarkan minat dan bakatnya selama mengikuti MBKM.                                                                                 

B. Tantangan

      Adapun jika dilihat dari segi tantangan yang akan dihadapi adalah sebagai berikut:

  • Bagi setiap perguruan tinggi yang akan bergabung dengan perguruan tinggi lainnya harus lebih dulu melakukan kerja sama dengan membuat MoU (Memorandum of Understanding), setidaknya telah melalui tiga tahap. Tahap pertama, dimulai dengan penjajakan, kedua melakukan pembahasan dengan unit terkait, ketiga baru penandatanganan nota kesepahaman MoU. Ini saja sudah menyita waktu cukup lama guna untuk melahirkan beberapa kesepakatan, belum lagi pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
  • Kemudian turunannya adalah pada fakultas masing-masing, setidaknya ada pula 4 atau lebih progam studi setiap fakultas, lalu pada tingkat prodi tersebut juga akan mengalami kendala yang cukup merepotkan, terutama dalam menyusun kurikulum yang ada dengan yang baru. Kemudian sistemnya seperti apa? termasuk kesiapan perangkatnya, karena sudah digabung via lintas antar perguruan tinggi.
  • Apakah tidak menjadi beban finansial dari setiap perguruan tinggi yang akan  bergabung dengan MBKM, lalu dari mana? Biaya-biaya diambilkan, kepada siapa dibebankan?. Diasumsikan untuk saat sekarang sebagai imbas dari krisis perang Rusia vs Ukraina sudah mulai dirasakan, atau mungkin dibebankan ke perguruan tinggi yang bersangkutan yang harus menyediakan anggaran sebanyak yang dibutuhkan untuk MBKM dan lain sebagainya.
  • Bukankah sudah ada program di setiap perguruan seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), di situ mereka bisa menyalurkan bakat dan minat mahasiswa serta dibantu dengan adanya unit kewirausahaan untuk mahasiswa. Mungkin saja program seperti itu dianggap tidak memadai.
  • Apakah mahasiswa tidak keberatan dan sanggup melakukan program MBKM di samping mendalami dan menguasai terhadap program studi yang mereka pilih nantinya, termasuk waktu penyelesaian studi mereka.

Demikianlah uraian singkat ini ditulis, tentu saja akan ada pendapat, analisa, dan cara pandang yang berbeda dengan pemerhati lainnya dan sudah lumrah dalam dunia ilmu pengetahuan, sesuai dengan latar masing-masing. Perbedaan tersebut merupakan sebuah rahmat guna mengantarkan manusia ke arah yang lebih baik.(mds)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun