Mohon tunggu...
Mardi Sirait
Mardi Sirait Mohon Tunggu... Lainnya - Administer Social Justice

Menulis adalah pengabdian bagi keabadian dan menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panggilan Jiwa: Hasrat yang Menjadi Penggerak Hidup

15 Oktober 2020   12:35 Diperbarui: 15 Oktober 2020   12:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seyogyanya suatu perkumpulan pemuda-pemudi bisa memberikan sumbangsih perubahan di tengah-tengah sosial. Ketika Bung Karno berkata "..berikan aku 1 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia". Menunjukkan betapa pentingnya dan kapasitas yang dimiliki seseorang dalam mengerjakan hal yang besar.

Tapi, sebelum jauh dalam uraian selanjutnya, perlu di awal memikirkan peryataan Bung Karno tersebut lebih lanjut, "Pemuda seperti apa yang dimaksudkan?".
Pasti, bukanlah pemuda/i yang hanya asyik dalam hidupnya sendiri.
Pasti, bukanlah pemuda/i yang orientasi hidupnya hanya berhenti di diri sendiri.
Pasti, bukanlah pemuda/i yang belum 'merdeka' di dalam dirinya.
Yang pasti pemuda yang dimaksud adalah 'mereka' yang memiliki impian untuk kemaslahatan orang banyak, berjuang bagi visi tersebut. Hidup dan matinya ada pada perjuangan dan pergerakan menuju pencapaian tujuan yang dimaksud.

Atas dasar dan pemikiran tersebutlah yang mendorong langkah maju ke depan dari hidup seseorang. "Aku dipenuhi hasrat itu, ia meresap ke sekujur tubuh ku. Ia menjadi desah nafas ku. Ia mengalir melalui urat nadi ku. Untuk memenuhi hasrat itulah aku mengabdikan seluruh hidup ku. Itu lebih dari satu kewajiban, tetapi lebih dari panggilan jiwa." Dalam buku Sukarno, -Penyambung Lidah Rakyat-. Yang secara pribadi saya mempunyai pemikiran bahwa pernyataan tersebut merupakan ungkapan dari Abraham Kuyper jauh sebelumnya, dimana Bung Karno mengutipnya.

Di mana Abraham Kuyper menyebut pernyataan tersebut di dalam bukunya yang berjudul "Calvinisme", berkata,

"Satu hasrat telah menjadi gairah penggerak hidup saya. Satu motivasi yang besar telah memacu pikiran dan jiwa saya. Dan jika saya mencari pelarian dari kewajiban suci yang dibebankan kepada saya, biarlah nafas kehidupan meninggalkan saya"

Tidak bisa dipungkiri impian tersebut memenuhi 'bangun-tidur' seseorang yang menjadi hasrat di dalam jiwa dan semangatnya.
Jelas juga, bahwa pemuda yang dimaksud berada pada langkah maju-mundur yang jelas digerakkan tujuan yang memenuhi gairahnya, kemana pun dia pergi.

Sehingga, diskursus dalam ide-pemikiran menjadi pergerakan, kemudian perjuangan dan dedikasi menjadi tindakan yang "mengguncang", seperti yang Bung Karno sebutkan dan hidupi.

" , ."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun