Banyak sekali fasilitas dunia maya yang dapat dijadikan sarana perselingkuhan, baik secara fisik maupun emosional. Seorang yang bermasturbasi ketika melakukan video chat, mengakses situs gambar atau video porno, bahkan melakukan sex call, sudah dikatakan telah melakukan selingkuh secara fisik.
Telah terjadi pemuasan hasrat seksual walaupun tidak terjadi hubungan intim secara langsung. Lebih banyak lagi fasilitas yang dapat digunakan untuk berselingkuh secara emosional, mulai dari fitur komunikasi gadget, berbagai sosial media, maupun fitur kencan online.
Sekarang mari kita cek kembali pasangan maupun diri kita sendiri, seberapa jauh kah kita berinteraksi dengan orang lain di dunia maya? Apakah hanya interaksi normal atau sudah menjurus ke perselingkuhan?
Ada beberapa indikasi yang dapat dilihat, yaitu (1) alokasi waktu, (2) intensitas perhatian, serta (3) penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Pertama adalah alokasi waktu. Seberapa banyak waktu yang kita butuhkan untuk berinteraksi di dunia maya? Bila waktu tersebut lebih banyak dihabiskan di dunia maya dibanding dunia nyata, terlebih bila digunakan untuk mengunjungi situs porno, kencan online, atau berinteraksi dengan orang tertentu di fitur komunikasi gadget maupun sosial media, maka perlu diwaspadai rentannya tindak perselingkuhan.
Kedua, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membalas pesan? Waktu yang dihabiskan untuk mengecek pesan? Waktu yang dihabiskan untuk memegang gadget dibandingkan bercengkerama dengan pasangan? Apakah kita senang bila orang tersebut memberi komentar di sosial media? Atau apakah terjadi balas-membalas komentar di sosial media?
Bila kita menghabiskan waktu untuk senantiasa memelototi gadget atau sangat sigap membalas pesan seseorang, bisa jadi kita telah terobsesi dengan orang tersebut.
Semakin tinggi intensitas perhatian yang kita berikan pada orang selain pasangan, merupakan ambang munculnya perselingkuhan. Apalagi bila ditambah dengan perasaan senang atau harapan yang selalu muncul saat berinteraksi dengan orang tersebut.
Ketiga adalah penggunaan bahasa dalam komunikasi online. Kita pun dapat mengamati penggunaan bahasa kita. Bila kita menggunakan kata-kata yang intim, seperti “aku-kamu” atau memberi julukan sayang, dapat dikatakan telah muncul percikan romantisme dalam hubungan tersebut. Sapaan-sapaan serta pertanyaan-pertanyaan yang pribadi, saling mengirim meme atau foto lucu, maupun penggunaan emoticon secara berlebihan dapat mengindikasikan kedekatan yang “lebih”.
Indikasi lain yang menguatkan perselingkuhan adalah bila kita merasa khawatir interaksi tersebut akan diketahui oleh pasangan, sehingga kita membuat akun palsu atau mengunci semua gadget dan sosial media kita.