Di tengah riuhnya industri musik Indonesia yang terus berubah, muncul satu nama yang kini mulai diperhitungkan: Akang MV, musisi muda asal Bandung yang berhasil memadukan akar budaya lokal dengan irama kontemporer global. Dengan nama asli Muhammad Valiant Ramadhan, Akang MV lahir pada 12 Maret 1999 dari pasangan Ridwan Surya dan Rahayu Setiawati. Besar di lingkungan sederhana, Valiant tumbuh bersama nada, ritme, dan kisah rakyat yang kelak membentuk dasar dari gaya musiknya yang unik.Kehidupan kecil Akang MV tak bisa dilepaskan dari pengaruh kedua orang tuanya. Ayahnya adalah seorang guru seni musik yang rajin memperkenalkan berbagai instrumen sejak dini, sementara ibunya menjalankan warung makan kecil yang menjadi tempat berkumpul warga sekitar. Suasana rumah mereka penuh dengan suara: dari obrolan pelanggan, radio tua yang tak pernah dimatikan, hingga petikan gitar sang ayah yang selalu menemani sore hari.
Valiant kecil bukan anak yang banyak bicara, tapi ia selalu sibuk mencatat dan menciptakan. Di usia 7 tahun, ia sudah mulai menulis lirik sederhana, mencatat suara sekitarnya, dan membuat ritme dengan alat seadanya. Dari sini, kecintaannya pada musik tumbuh semakin dalam.Memasuki masa sekolah, Valiant mulai mengekspresikan diri lebih luas. Di SMP, ia mengenal beatbox dari teman sekelasnya dan mulai mencoba menggabungkannya dengan puisi yang ia tulis. Uang jajan sering habis untuk menyewa waktu di warnet, bukan untuk main game, melainkan untuk mencoba aplikasi musik gratisan. Di sanalah ia mulai merekam, menyusun beat, dan menyimpan file-file lagu mentah yang kelak menjadi cikal bakal karyanya.
Di SMA, ia membentuk sebuah grup kecil bersama tiga temannya. Mereka tampil di pensi dan acara komunitas, dengan Valiant sebagai penulis lirik dan vokalis. Meski belum dikenal luas, gaya dan suaranya mulai menarik perhatian.Segalanya mulai berubah saat Valiant melanjutkan pendidikan di jurusan Seni Musik di salah satu universitas swasta di Bandung. Di tengah dinamika akademik dan eksplorasi seni, Valiant menemukan gaya musiknya sendiri---yang kemudian ia beri nama "MV Flow."
MV Flow adalah perpaduan antara lirik puitis, elemen budaya Sunda (seperti suling dan kecapi), serta beat trap dan hip-hop modern. Inspirasi gaya ini datang saat ia membaca puisi lama peninggalan neneknya, lalu mencoba menggabungkannya dengan suara digital. Eksperimen itu membuahkan sesuatu yang baru: musik yang bukan hanya terdengar, tapi juga bercerita.Tahun 2019 menjadi titik balik besar. Valiant mengunggah lagu berjudul Tatar Sunda Berkata ke SoundCloud dan YouTube dengan nama panggung Akang MV. Tak lama, potongan lagunya viral di TikTok, digunakan ribuan kali dalam video, dan mengundang perhatian banyak pendengar baru. Lagu itu bukan hanya ear-catching, tapi juga membawa pesan kuat tentang identitas, sejarah, dan kebanggaan daerah.
Media lokal mulai meliput, wawancara berdatangan, dan Akang MV mulai dikenal sebagai "suara baru dari Jawa Barat."Di tahun 2020, Akang MV merilis album perdananya bertajuk "Akar-Akar Langit." Album ini merupakan perwujudan dari perjalanan musiknya---berisi 12 lagu yang merangkum keresahan, harapan, dan refleksi tentang kehidupan sebagai anak muda daerah. Salah satu lagu andalannya, Langit Bandung Malam Itu, mendapat sambutan hangat dan berhasil masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) untuk kategori Album Alternatif Terbaik.
Tak hanya itu, ia mulai diajak berkolaborasi oleh musisi nasional seperti Fiersa Besari, Yura Yunita, hingga musisi rap seperti Laze dan Tuan Tigabelas.Kesuksesan tidak membuatnya lupa pada akar. Akang MV kembali ke komunitas tempat ia tumbuh, mendirikan workshop musik gratis untuk anak-anak muda di Bandung dan Cimahi. Ia juga aktif mengisi seminar, menjadi pembicara di kampus, dan terus mendorong anak-anak muda untuk berani mengekspresikan identitas mereka lewat karya.
Bagi Akang MV, musik bukan hanya soal hiburan, tapi juga cara untuk berbicara, menyentuh, dan membangun kembali hubungan antara generasi muda dan budaya mereka.Perjalanan Akang MV masih panjang. Namun dalam waktu singkat, ia telah membuktikan bahwa karya yang jujur, penuh jiwa, dan bersumber dari akar budaya akan selalu menemukan tempatnya di hati banyak orang. Dari sebuah rumah sederhana di Bandung, kini suaranya menggema di seluruh Nusantara---dan bahkan dunia.
Akang MV bukan hanya musisi. Ia adalah cerita, perlawanan, dan harapan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI