"Mak  kita ke Jakarta lah tinggal sama kami ,rumah kita di sana kan besar dan kemana mau pergi Mak bisa saya antar atau diantar supir.Kalau mau mengaji di Jakarta pun banyak pengajian yang bagus bagus Ustad nya juga bermutu.Lagipula kalau Mak sendiri di rumah kita ini apa nanti kata orang seolah olah saya dan menantu Mak  tidak bisa ditompangi oleh orang tuanya".Lalu tetangga yang mendengar percakapan itu pun ikut menimpali " betul itu Bu di Jakarta kan Ibu senang ,kemana mau pergi naik mobil ,kalau di kampung kita ini kemana mana Ibu harus jalan kaki dan untuk mandi juga harus ke sungai".
Tapi semua tawaran itu tidak menggoyahkan hati "Mak" dia tetap ingin tinggal di rumahnya  di kampungnya.Mungkin anda juga punya pengalaman seperti itu.
Kenapa orang tua/mertua tidak berkenan tinggal dengan anak/menantunya padahal mereka mempunyai kehidupan yang berkecukupan bahkan ada yang punya rumah besar atau mobil mewah.Terhadap sikap orang tua yang demikian adakalanya timbul pertanyaan dalam hati si anak/menantu:apakah orang tua tidak mau tinggal dengan kami karena istri/suami dianggap orang tua sombong,kurang ramah ,kurang perhatian atau tidak peduli?
Kalau anda punya pengalaman seperti itu mungkin ada rasa kecewa tapi pada dasarnya tidak berkenannya orang tua tinggal di rumah anak /menantunya bukanlah karena kelemahan anda.
Anda harus ingat orang tua sudah punya dunia dan kesibukannya sendiri yang antara lain tercermin dari:
Pertama, tinggal di rumahnya sendiri di kampung atau di kota dia merasa punya kebebasan untuk mengatur rumahnya berbuat sekehendak hatinya. Ambil contoh kecil di rumahnya ia bisa menyapu ,membersihkan halaman,menanam bunga ,menempatkan foto di dinding ,memasak sendiri sesuai seleranya dan banyak lagi "otoritas" lain yang dimilikinya .Kalau dia tinggal di rumah anak/menantunya tentu ia tidak punya "otoritas" seperti ini.
Kedua, dia sudah punya komunitas sendiri.
Komunitas nya itu bisa tetangga temannya ngobrol atau kalau Muslim dia punya teman teman sepengajian dan mereka bisa membahas ceramah ustad sesuai dengan tingkat penalarannya.
Ketiga, tentang bahasa
Kalau orang tua selalu menggunakan bahasa daerah tentu kalau tinggal di tempat anak/menantu di kota yang tidak menggunakan bahasa daerah yang dikuasainya akan muncul perasaan tidak nyaman.
Keempat,anak/menantu bekerja.
Kalau anak/ menantunya bekerja berangkat dari rumah pukul 7 pagi dan baru pulang pukul 6 sore (di Jakarta berangkat kerja lebih awal lagi dan pulangnya juga lebih lama )sementara cucu cucu juga pergi ke sekolah lalu dengan siapa ia berkomunikasi pada waktu tersebut.
Kelima, ritme harian kehidupannya
Orang tua/ mertua juga punya ritme harian kegiatannya mulai dari Sholat Subuh(bagi yang Muslim) ,mandi,membersihkan rumah dan halaman ,masak ,ngobrol dengan tetangga,mengaji atau juga nonton tv .Ritme kehidupan seperti ini tidak akan diperolehnya di rumah anak/menantu.
Jadi sekurang kurangnya ada lima alasan kenapa orang tua/mertua tidak berkenan tinggal dengan anda dan jangan berkecil hati mereka sudah punya "dunianya sendiri" dan karenanyalah kesalahan bukan berada pada anda.Biarkanlah orang tua/mertua menikmati kebahagiaan hidupnya dengan ukuran ukuran yang dimilikinya dan jangan paksakan ia hidup dengan ukuran ukuran yang anda miliki.
Salam!