Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Di Manakah Kini Teman Ahok?

14 Mei 2017   07:13 Diperbarui: 14 Mei 2017   17:34 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Sewaktu mulai panasnya kampanye pilgub dki pada putaran pertama sebenarnya saya sudah rindu terhadap " Teman Ahok" ( TA) .Tapi karena berlagak sebagai pengamat politik amatiran yang seolah olah wajib menulis beberapa artikel tentang pilgub itu maka untuk sementara rasa rindu itu saya tahan.Tetapi ketika sekarang ini sesudah Ahok divonnis 2 tahun penjara dan ketika aksi solidaritas untuk Ahok muncul dimana mana tiba tiba rindu saya kepada TA itu muncul lagi.
Kenapa saya merindukan TA?
Saya bukanlah penduduk Jakarta tidak punya ktp ibu kota republik ini dan juga tidak terdaptar pada dpt dki.
Ketika sekitar januari-pebruari 2016 nama Ahok mulai digadang gadang untuk calon gubernur dki saya melihat muncul sebuah fenomena baru di Jakarta yaitu Ahok akan maju melalui jalur perorangan atau jalur independen.Ada kesan saya yang kuat pada waktu itu ide untuk maju lewat jalur tersebut bukan hanya muncul dari pribadi Ahok saja tetapi juga muncul dari sekelompok anak muda yang kemudian menamakan dirinya " Teman Ahok".
Saya amat gembira mengikuti melalui media tentang berbagai aktifitas yang dilakukan kelompok ini yang terus terang menumbuhkan rasa kagum di hati saya.
Dalam pikiran saya kelompok ini terdiri dari anak anak muda yang cerdas serta ingin memberi alternatif yang menjanjikan dalam proses demokrasi di negeri ini.Dalam pikiran saya sekelompok anak muda ini akan mampu memberikan anti thesa terhadap kemapanan partai politik yang selalu digunakan oleh banyak orang sebagai kenderaan politik pada pilkada.
Kenapa saya nyatakan anti kemapanan karena dari berbagai pilkada yang diamati sebahagian besar calon memilih melalui jalur parpol padahal banyak sekali terlihat kelemahan melalui jalur ini seperti keputusan parpol lama sekali keluarnya malahan sering terjadi putusan diambil pada menit menit terakhir menjelang akhir batas pendaptaran calon di kpu.Kemudian hampir setiap parpol membuat semacam ritual tersendiri untuk menetapkan calonnya dimulai dari pendaptaran di partai,seleksi administrasi,penyampaian visi misi dan program kerja,pengiriman berkas ke pimpinan pusat partai sampai diterbitkannya keputusan partai figur mana yang akan diusung.Adakalanya saya berpikir tahapan seperti ini apakah benar benar untuk menyeleksi calon terbaik atau sekedar basa basi politik karena banyak juga kejadian yang dicalonkan partai justru yang tidak pernah mengikuti seleksi internal pada partai itu.
Dalam pemahaman seperti itulah harapan saya membuncah melihat pergerakan TA.Mereka digambarkan sebagai sosok sosok relawan yang bekerja dengan hati nurani mengumpulkan ktp masyarakat dki yang merupakan syarat untuk maju lewat jalur independen.
Kemudian cara mereka mengumpul ktp juga cukup elegan antara lain membuka counter di beberapa mall dan berdatanganlah masyarakat kesana secara sukarela sembari memberikan foto copy ktp nya dan mengisi berbagai formulir yang dibutuhkan.Selanjutnya untuk membiayai kegiatan TA antara lain disebutkan berasal dari penjualan berbagai merchandies.Pada titik ini kekaguman saya membuncah lagi rupanya warga yang datang secara sukarela tidak hanya untuk memberi foto copy ktp tapi dengan senang hati berkenan juga membeli aneka merchandies yang tentunya bisa digunakan sebagai biaya untuk perjuangan.Disamping berdecak kagum tentang kreativitas mereka tersebut dalam hati saya juga menggugam memang Jakarta selalu lebih maju beberapa langkah dari daerah dalam mengumpulkan ktp ini.Kalau di daerah yang saya saksikan cara mengumpulkan ktp bukanlah secanggih cara di Jakarta.
Kemudian waktu itu walaupun sedang duduk sendiri saya memberikan applaus ,standing ovation ketika diumumkan TA sudah berhasil mengumpulkan satu juta ktp warga dki sebagai dukungan kepada Ahok yang akan maju dalam pilgub.Luar biasa satu juta ktp bukanlah jumlah yang sedikit.Satu juta itu sama dengan 1/250 penduduk Indonesia,satu juta itu sama dengan 1/12 penduduk Sumatera Utara,satu juta itu sama dengan 1/3 penduduk Medan ,satu juta itu lebih besar dari penduduk provinsi kalimantan utara.Sekali lagi saya standing ovation untuk prestasi anak anak muda ini.
Dengan prestasi pengumpulan ktp itu TA makin percaya diri sehingga pada maret 2016 mereka mengumumkan calon yang diusungnya pada pilgub dki adalah Ahok-Heru Budihartono,pegawai negeri sipil senior di pemda dki dengan jabatan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah .
Tetapi perlahan muncul keraguan publik benarkah mereka telah berhasil mengumpulkan satu juta ktp karena belum ada lembaga yang men verifikasinya.Andainya waktu itu Ahok -Heru maju melalui jalur independen jumlah ktp terkumpul itu bisa diverifikasi kpu dki.Kemudian apakah karena Ahok ragu tentang jumlah ktp yang terkumpul atau karena alasan lain sehingga mantan bupati belitung timur itu memberi sinyal ia akan maju melalui jalur parpol.Terhadap sikapnya ini TA memberi tanda akan setuju karena menurut mereka yang paling penting Ahok gubernur dki dan tidak mempersoalkan maju melalui jalur mana.Kembali saya berdecak kagum melihat tulusnya hati mereka betapa inginnya mereka Ahok yang akan memimpin ibu kota padahal mereka telah bekerja keras mengumpulkan sejuta ktp.
Pada akhirnya Ahok maju melalui jalur parpol yaitu pdip,golkar,nasdem dan hanura.Sejalan dengan itu nama TA juga mulai sayup sayup kedengaran dan makin lama nyaris tidak terdengar malahan tidak terdengar sama sekali.
Ketika seru serunya kampanye pilgub sepanjang yang diikuti melalui media tidak terlihat adanya aktipitas TA padahal sejak awal mereka sudah bertekad memenangkan suami Veronica Tan tersebut.
Sekarang ini ketika Ahok sudah divonnis dan ditahan muncul berbagai aksi solidaritas untuknya hampir di seluruh tanah air tetapi suara dan gerakan TA juga tidak ada terdengar.Pada saat Ahok membutuhkan dukungan moril dan politis seperti sekarang inilah seharusnya mereka " unjuk gigi" menunjukkan mereka ada bersama Ahok ,mereka tetap berjuang bersamanya.Tapi hal itu tidak terlihat.
Karenanya wajar lah muncul pertanyaan dimanakah kini TA dan karena tidak terdengar lagi muncul pertanyaan kedua kalau begitu siapakah TA ini.
Sampai artikel ini selesai ditulis dua pertanyaan itu juga belum terjawab.
Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun