Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Di Sini Akan Kita Bangun Pabrik Karet", Mencermati Cara Sandiaga Berkampanye

13 Desember 2018   14:17 Diperbarui: 13 Desember 2018   14:33 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

" Disini Akan Kita Bangun Pabrik Karet " ,Mencermati Cara Sandiaga Berkampanye .

Harga karet rakyat  melorot ,itulah yang sering dibicarakan masyarakat di daerah daerah penghasil karet.

Masyarakat di wilayah Tapanuli Bagian Selatan Provinsi Sumatera Utara  juga membicarakan hal ini.

Yang dimaksud daerah Tapanuli Bagian Selatan ialah ,Kota Padangsidimpuan ,Kabupaten Tapanuli Selatan ,Kabupaten Mandailing Natal ,Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Padang Lawas .

Dahulunya,  satu kota dan empat kabupaten ini menjadi wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ibu kotanya Padangsidimpuan.

Sebahagian besar masyarakat di Tapanuli Bagian Selatan ini menggantungkan hidup nya pada karet yang dalam bahasa lokal disebut " gota" 

Sekarang ini di daerah ini ,harga 1 kg = Rp.7000 sedangkan harga 1 kg beras =Rp.11.000.Artinya harga  satu kilogram beras = 1,5 kg karet .

Saya yang berasal dari daerah ini memang mengetahui ,sejak dahulu sebahagian besar masyarakat memenuhi nafkah nya dengan bekerja sebagai " pangguris "'yakni menderes pohon karet.

Oleh karena harga karet yang melorot itu lah ,masyarakat menjadi tidak simpati kepada Jokowi .

Sebahagian diantara mereka berkomentar ,harga karet jatuh karena kelemahan Jokowi.Dalam pandangan mereka ,harga karet yang rendah itu  karena ketidakmampuan pemerintahan Jokowi menaikkan harga karet .

Harga karet yang rendah itu  serta merta menjadi isu yang seksi untuk dibicarakan oleh para politisi yang tidak menginginkan capres 01 itu terpilih kembali pada 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun