Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Benarkah Ada Bom yang Terpasang di Monas Jelang Reuni 212?

9 Desember 2018   08:32 Diperbarui: 9 Desember 2018   09:09 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Difoto dari video,Sabtu ,8/12/2018

Reuni Mujahid 212 telah terselenggara di Monas pada Minggu,2 Desember 2018. Acara yang dimulai pukul 03.00 dini hari sampai sekitar pukul 12.30 WIB itu telah berlangsung dengan damai dan aman. Massa yang hadir juga cukup banyak dan berbagai versi tentang jumlah massa yang hadir ini juga masih merupakan perdebatan.

Ada yang menyebut jumlah massa yang hadir hanya puluhan ribu orang, ada yang menyebut ratusan ribu ada yang mengklaim 8 juta orang bahkan Prabowo Subianto menyebut jumlah massa itu pada kisaran 11 juta orang. Sebelum dan selama berlangsungnya Reuni itu, kelihatannya semua aman aman saja dan tidak terdengar adanya kehawatiran tentang munculnya gangguan keamanan tentang acara yang digelar di Monas itu. 

Karenanya agak mengejutkan juga ketika dalam dua hari terakhir ini beredar video melalui Youtube yang memberi informasi bahwa pada 1 Desember 2018 menjelang digelarnya Reuni ditemukan adanya dua buah bom di lokasi acara. Saya telah menonton video yang memberitakan tentang bom itu pada Sabtu ,8 Desember 2018 sekitar pukul 23.00 WIB.

Judul yang digunakan " Bom Monas di Acara Reuni Akbar 212" video diawali dengan tulisan yang mengatakan ada peristiwa yang belum dipublikasikan oleh panitia. Diberitakan dua buah bom paralon dipasang musuh bangsa dan negara. Bom pertama meledak dekat genset dibelakang panggung pada Sabtu 1 Desember 2018 sekitar pukul 18.15 WIB, sedangkan bom paralon kedua meledak Sabtu 1 Desember 2018 Ba' da Isya.

Terjadinya ledakan bom versi video itu ketika suasana Monas masih ramai. Menurut video itu para peserta sudah ada yang mulai datang ke tempat acara. Dugaan saya para awak media tentu juga sudah banyak yang berada di lokasi dan tidak ada terdengar pemberitaan tentang bom yang meledak itu. Begitu juga halnya para warga yang berada disekitar Monas tidak ada yang memberitakan peristiwa itu.

Lalu kenapa sekitar 5 hari sesudah Reuni usai, beredar video yang mengabarkan adanya bom itu ? Pada video itu ada beberapa kalimat yang menyindir pihak keamanan, misalnya disebutkan "Pelakunya adalah Teroris, dimana BNPT & Densus 88 ???" Sindiran yang demikian tentu bisa juga merugikan lembaga yang disindir itu. Muncul kesan lembaga tersebut kurang tanggap dan kurang profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Untuk itu lah diharapkan pihak yang berwenang dapat  memberi penjelasan tentang hal ini. Saya melihat video tentang bom itu sudah ditonton sekitar 109 ribu pengunjung dan banyak kalangan yang meyakini kebenarannya. Berkaitan dengan isu bom itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ," Tidak ada isu bom semua aman terkendali ".( Kumparan ,7/12/2018).

Walaupun sudah ada keterangan Polda Metro Jaya tetapi seperti yang dikemukakan sebelumnya ,banyak kalangan yang memercayainya terutama karena beredarnya video tentang itu. Karenanya tidak salah untuk menganjurkan kiranya pihak yang berwenang lebih gencar membantah isu bom itu.
Salam Perdamaian!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun