Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Melirik "Kreativitas" Kampanye Sandiaga Uno, dari Tempe Setipis Kartu ATM hingga Petai di Rambut

18 November 2018   06:26 Diperbarui: 18 November 2018   07:32 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Sandiaga di salah satu pasar.Sumber foto : detiknews

Sejak awal masa kampanye Pilpres, Sandiaga Uno sudah menjadikan " emak - emak " sebagai salah satu segmen utama sasaran yang akan digarapnya.Untuk lebih memaksimalkan upayanya menjaring suara emak-emak ini, mantan Wagub DKI itu terlihat rajin mengunjungi pasar-pasar tradisional dan dari kunjungannya itu kemudian ia mempublikasikan berbagai pernyataan .

Garis besar pernyataannya itu berkisar pada : sekarang harga harga pada naik ,daya beli melemah .Hal tersebut antara lain dicontohkan nya dengan Rp .100.000-, para emak emak hanya dapat beli cabai dan bawang  dan sekarang tempe sudah setipis kartu ATM.

Saya belum dapat mengambil kesimpulan, apakah gaya kampanye yang demikian akan dapat menaikkan tingkat elektabilitasnya atau mungkin juga tidak memberi pengaruh apa apa. Tetapi sekurang kurangnya aksi kampanye nya itu telah menjadi bahan pembicaraan di masyarakat.

Kita tentu masih ingat, riuhnya saling komentar tentang pernyataannya mengenai uang seratus ribu hanya dapat beli cabai dan bawang .Begitu juga tentang ucapannya mengenai ukuran tempe yang sekarang sudah setipis kartu ATM .

Terhadap komentar nya mengenai harga harga di pasar tradisional itu sedikit banyaknya memengaruhi Jokowi untuk juga terjun ke pasar pasar tradisional yang kemudian hasil dari tindakan dan ucapan presiden  petahana itu sekaligus membantah pernyataan pernyataan Sandiaga Uno.

Hasil kunjungan Jokowi ke pasar pasar tradisional justru tidak sesuai dengan " temuan " Sandiaga Uno. Mantan Wali Kota Solo itu justru melihat langsung harga harga di pasar cukup stabil dan juga tempe tidak benar setipis kartu ATM.

Berkaitan dengan kunjungannya ke pasar tradisional itu ,Jokowi juga mengingatkan agar tidak selalu menyatakan harga harga naik .Pernyataan yang demikian menurut Jokowi justru bisa membuat anggota masyarakat menjadi takut dan enggan berbelanja di pasar tradisional.

Di beberapa tempat, para pedagang di pasar tradisional juga berkomentar yang intinya mereka keberatan dengan pernyataan pernyataan yang menyebut harga barang di pasar mahal. Sebagian dari mereka juga sadar bahwa kunjungan Sandiaga ke pasar pasar tradisional justru sarat dengan kepentingan politik.

Berkaitan dengan Eksploitasi hasil kunjungan nya ke pasar pasar tradisional yang sering tidak sesuai dengan kenyataan itu maka muncul beberapa hal di hati saya. Pertama, apakah Sandiaga sudah tahu bahwa pernyataannya tentang harga harga di pasar itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin dia sudah mengetahuinya tetapi ia tetap menjadikan pasar sebagai panggung politik. Kegiatan yang demikian dilanjutkannya ,karena pada panggung politik itulah ia tetap bisa berinteraksi dengan " emak-emak".

Kedua,cawapres 02 itu mengetahui bahwa "temuan" nya di pasar itu tidak sepenuhnya benar .Tetapi yang ingin dicapainya bukanlah tentang benar tidaknya harga di pasar ,tetapi dia ingin semua komentarnya akan menjadi bahan pembicaraan.

Ketiga ,dengan sengaja ia berkonsentrasi pada isu isu seputar kebutuhan "emak - emak" karena kalau digeser nya fokus pembicaraan terhadap hal hal yang lebih strategis, bisa jadi ia bisa kewalahan menghadapi kerja nyata Jokowi selama ini. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun