Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompas Gramedia, Teruslah Menjadi Suluh yang Menerangi Bangsa

17 Agustus 2018   04:10 Diperbarui: 17 Agustus 2018   04:25 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kisah itu dimulai 17 Agustus 1963 ketika dua orang tokoh P.K Ojong dan Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari.

Mulai sekitar tahun 1965 saya sudah menikmati majalah tersebut. Saya tertarik membacanya karena beberapa alasan.

Pertama tentang ukurannya yang berbeda dengan ukuran majalah pada masa itu. Intisari lebih kecil tetapi lebih tebal sehingga dengan perbedaan itu menumbuhkan ketertarikan.

Kedua, tentang isinya. Beberapa majalah yang terbit pada masa itu memilih konsentrasinya pada tema hiburan seperti Selecta dan Varia, atau politik seperti Sketsmasa.

Ada juga majalah yang berkaitan dengan agama Islam semisal Panji Masyarakat, pimpinan Buya Hamka, atau juga Al Muslimun yang terbit di Jawa Timur.

Tetapi Intisari tidak berbicara tentang hal hal tersebut tetapi lebih banyak menekankan kepada hal hal lain yang disajikan secara ringan tetapi tetap menarik. Ada kisah tentang perjalanan ke negeri yang jauh, ada penuturan tentang tumbuh tumbuhan, ada uraian tentang tempat-tempat yang unik dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan humaniora.

Saya tidak mengetahui dengan persis istilah yang tepat untuk menyatakan termasuk genre mana penerbitan pers yang demikian.

Dua tahun kemudian oleh kedua tokoh pendiri Intisari itu diterbitkan surat kabar yang oleh Sukarno diberi nama " Kompas".

Secara perlahan tetapi meyakinkan, Intisari-Kompas mulai mendapat tempat dihati masyarakat negeri ini dan kemudian--terutama Kompas menjadi surat kabar yang digemari dan sekaligus terkemuka di republik ini.

Perjalanan penerbitan pers yang digagas P.K.Ojong-Jakob Oetama itu menunjukkan adanya sebuah niat yang besar yakni membuka wawasan masyarakat Indonesia.

Suatu ketika, saya tidak ingat tahunnya, di Jalan Gajah Mada Medan berdiri sebuah toko buku yang bernama Gramedia. Sebelumnya saya sudah tahu juga bahwa toko buku ini adalah milik Kompas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun